Inisiatif Pertamina Integrasi 3 Subholding Didukung Komisi VI

DPR/Ilustrasi Metro TV/Fachri

Inisiatif Pertamina Integrasi 3 Subholding Didukung Komisi VI

Achmad Zulfikar Fazli • 12 September 2025 13:25

Jakarta: Inisiatif Pertamina menggabungkan tiga Subholding mendapat dukungan dari Komisi VI. Dukungan ini disampaikan saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi VI DPR dan PT Pertamina (Persero), di Jakarta, Kamis, 11 September 2025. 

”Komisi VI DPR mendukung PT Pertamina beserta Subholding melaksanakan rencana penggabungan operasional Sub Holding PT Pertamina Patra Niaga, PT Kilang Pertamina Internasional, dan PT Pertamina International Shipping sebagai penyelarasan prioritas inisiatif perusahaan dan sejalan dengan arah kebijakan Danantara,” kata Wakil Ketua Komisi VI, Adisatrya Suryo Sulisto, dilansir pada Jumat, 12 September 2025.

Dia menyampaikan pihaknya juga mendukung konsolidasi sejumlah unit usaha yang berada di luar bisnis utama PT Pertamina (Persero). Sehingga, fokus pada bisnis inti di sektor minyak dan gas, serta energi terbarukan sesuai arahan dan kajian bersama Danantara. 
 

Baca: Kontribusi terhadap Penerimaan Negara, Pertamina Setor Rp225 Triliun hingga Juli 2025 Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Sementara itu, anggota Komisi VI DPR Rivqy Abdul Halim mengapresiasi rencana integrasi tiga Subholding Pertamina. Dia menyebut rencana tersebut sebagai sebuah terobosan baik. 

Begitu juga dengan rencana merger antara Pelita Air dan Garuda Indonesia, Rivqy berharap ini menjadi terobosan dan kerja sama antar BUMN.

Rencana penggabungan ini disampaikan Direktur Utama PT Pertamina Simon Aloysius Mantiri dalam RDP. Penggabungan tersebut ditargetkan rampung pada tahun ini.

"Kita akan melakukan integrasi hilir yaitu penggabungan operasional antara PT Pertamina Patra Niaga, Kilang Pertamina Internasional dan Pertamina International Shipping yang kita targetkan akan selesai pada akhir tahun 2025," kata Simon.

Simon mengungkapkan Perseroan ke depan akan lebih fokus pada bisnis inti, yakni di sektor minyak dan gas (oil and gas), serta energi terbarukan (renewable energy). Dengan demikian, sejumlah unit usaha yang berada di luar bisnis utama akan dipisahkan atau spin off dari Perseroan.

Perampingan BUMN

Sebelumnya, Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia, Dony Oskaria, menyampaikan pihaknya berencana untuk merampingkan jumlah BUMN beserta anak usahanya, dari total lebih dari 800 menjadi sekitar 200 perusahaan.

Menurut Dony, hal tersebut merupakan upaya agar perusahaan-perusahaan BUMN nantinya hanya akan fokus pada bisnis utamanya (core business) masing-masing. Pertamina, yang memiliki core business pada minyak dan gas, misalnya, memiliki usaha rumah sakit hingga agen perjalanan.

Jika perusahaan-perusahaan BUMN kembali ke core business-nya, Dony menilai perusahaan menjadi lebih sehat dan kuat.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M Sholahadhin Azhar)