Menteri LH akan Evaluasi Pembukaan Hutan 20 Juta Hektare

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol. Media Indonesia/Atalya Puspa

Menteri LH akan Evaluasi Pembukaan Hutan 20 Juta Hektare

Atalya Puspa • 6 January 2025 11:54

Jakarta: Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol menegaskan akan mengevaluasi pembukaan hutan seluas 20 juta hektare. Hal itu merupakan tugas yang diemban Kementerian Lingkungan Hidup.  

"Saya mohon izin, dengan tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada Menteri dan lembaga yang menangani, saya akan memberikan evaluasi, karena ini penting menurut saya," kata Hanif di Kantor Kementerian Lingkungan Hidup, Jakarta Timur, Senin, 6 Januari 2025.

Menurut dia, pihaknya telah mengawasi indeks kerja lingkungan hidup kepada pemerintah provinsi, kota, maupun kabupaten. Tak terkecuali, akan mengawasi kementerian-kementerian terkait dengan lingkungan hidup. 

"Kami akan bicarakan balik rapat-rapat, tetapi saya sejatinya sudah mulai menyurat-nyurati, kayak kemarin kami telah menyurati Menteri Kesehatan (Budi Gunadi Sadikin) untuk segera menyelesaikan merkuri di Kesehatan, kemudian Menteri ESDM (Bahlil Lahadalia) untuk segera menyelesaikan merkuri di ESDM," jelas dia.
 

Baca Juga: 

Kementerian LH akan Bangun Pusat Koordinasi Penanganan Karhutla ASEAN


Pemerintah mengidentifikasi 20 juta hektare lahan hutan cadangan untuk dimanfaatkan sebagai cadangan pangan, energi, dan air. Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengungkapkan konsep baru ini akan menjadi dukungan langsung bagi program Kementerian Pertanian dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

"Kami sudah mengidentifikasi 20 juta hektare hutan yang bisa dimanfaatkan untuk cadangan pangan, energi, dan air," kata Raja Juli usai rapat terbatas di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 30 Desember 2024.

Dalam pembicaraan informal bersama Presiden Prabowo Subianto serta Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, dia menyebut salah satu fokus utama adalah budi daya padi gogo, yaitu padi yang dapat tumbuh di lahan kering.

Menhut memperkirakan ada potensi sekitar 1,1 juta hektare lahan yang bisa menghasilkan hingga 3,5 juta ton beras per tahun. Jumlah ini setara dengan total impor beras Indonesia pada 2023.

Pemerintah juga berencana menanam pohon aren sebagai sumber bioetanol. Satu hektare aren mampu menghasilkan 24 ribu kiloliter bioetanol.

"Jika kita menanam 1,5 juta hektare aren, kita bisa menghasilkan 24 juta kiloliter bioetanol, yang dapat menggantikan impor BBM sebesar 26 juta kiloliter,” kata Raja Juli.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)