Ilustrasi hewan ternak di Sanan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Metrotvnews.com/ Daviq Umar Al Faruq
Daviq Umar Al Faruq • 8 January 2025 16:26
Malang: Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) tengah berupaya untuk memutus penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di wilayah Kota Malang, Jawa Timur. Salah satunya yaitu memantau lalu lintas hewan ternak yang masuk.
Kepala Bidang (Kabid) Peternakan dan Kesehatan Hewan Dispangtan Kota Malang, Anton Pramujiono, mengatakan pemantauan lalu lintas hewan dilakukan melalui aplikasi. Sebab per Januari 2025 ini ada 37 kasus PMK yang telah ditemukan di Kota Malang.
"Iya, tetap (dilakukan pemantauan). Untuk lalu lintas kita kan melalui aplikasi. Kita juga menginfokan ke peternak untuk tidak membeli ternak baru dulu," kata Anton, di Malang, Rabu, 8 Januari 2025.
Anton menerangkan lalu lintas hewan ternak ke Kota Malang memang mendapatkan perhatian khusus. Pasalnya wabah PMK tersebut mayoritas berasal dari lalu lintas hewan ternak tersebut.
“Ada penyakit baru atau mungkin orang atau kendaraan kan kita nggak tau jalannya virus itu. Jadi sementara ini sarannya peternak jangan beli ternak baru. Kalau boleh ya ternak yang benar-benar sehat, sudah divaksin dan jelas vaksinnya sehingga daya tahan tubuh masih ada,” jelasnya.
Di sisi lain, Anton mengaku belum ada upaya pemberian vaksin PMK kepada seluruh hewan ternak di Kota Malang. Meski begitu, Dispangtan Kota Malang telah melakukan sosialisasi kepada para peternak untuk dapat melakukan vaksinasi mandiri.
“Sementara kita belum vaksin tapi kita berikan informasi ke masyarakat bahwa mereka boleh membeli vaksin sendiri. Beberapa peternak sudah memvaksin sendiri. Biasanya peternak bisa beli vaksin melalui distributornya. Kita menghubungkan kepada peternak yang mampu untuk membeli,” bebernya.
Sejauh ini Pemkot Malang masih belum melakukan pengadaan vaksin PMK. Sebab saat ini, Pemkot Malang masih menunggu instruksi dari pemerintah provinsi ataupun pemerintah pusat.
"Mungkin daerah kantong ternak karena vaksin sekarang masih terbatas. Tapi kita menganjurkan juga kepada peternak yang mampu untuk membeli vaksin sendiri," ujarnya.