Israel Kembali Serang Suriah, Konflik Antarsuku Pecah Lagi

Serangan Israel di markas angkatan militer Suriah, 16 Juli 2025. (via UNN)

Israel Kembali Serang Suriah, Konflik Antarsuku Pecah Lagi

Riza Aslam Khaeron • 18 July 2025 14:05

Suwayda: Situasi di Suriah kembali memanas setelah pecahnya konflik berdarah antara suku Druze dan Bedouin di provinsi Suwayda pada hari Jumat, 18 Juli 2025. Di tengah upaya pemerintah Suriah menenangkan wilayah tersebut, Israel dilaporkan kembali melancarkan serangan udara terhadap target di wilayah Suriah.

Melansir Al Jazeera, Kementerian Dalam Negeri Suriah menyatakan bahwa pasukan keamanan tengah bersiap untuk dikerahkan kembali ke Suwayda guna meredam bentrokan antarsuku yang telah menewaskan ratusan orang dalam beberapa hari terakhir.

Di saat bersamaan, serangan udara Israel pada Jumat pagi menyasar konvoi pejuang Bedouin yang dilaporkan sedang bergerak menuju Suwayda melalui jalan raya Palmyra-Homs.

Konvoi tersebut diyakini menjadi bagian dari upaya ofensif kelompok Bedouin terhadap suku Druze, meski sebelumnya pemerintah Suriah telah menarik pasukannya dan mengupayakan gencatan senjata. Seorang komandan Bedouin mengatakan kepada Reuters bahwa gencatan senjata tersebut hanya berlaku terhadap pasukan pemerintah, bukan terhadap mereka.

"Kami ingin membebaskan saudara-saudara kami yang ditahan oleh kelompok bersenjata Druze dalam beberapa hari terakhir," ujarnya, dikutip Al Jazeera.

Israel membenarkan bahwa serangan dilakukan terhadap konvoi Bedouin dengan dalih melindungi komunitas Druze. Namun, Al-Jazeera menyebut "sejumlah analis di Israel" yang tidak disebutkan, menilai langkah tersebut lebih berkaitan dengan kepentingan politik dalam negeri serta strategi jangka panjang Israel di wilayah selatan Suriah, yang telah menjadi sasaran berulang sejak lengsernya Bashar al-Assad pascaperang sipil 14 tahun.

Sejak itu, Israel telah melancarkan ratusan serangan udara terhadap Suriah dan menduduki sekitar 400 km persegi wilayah negara itu, di luar Dataran Tinggi Golan yang telah dikuasainya sejak 1967.
 

Baca Juga:
Israel Serang Gedung Kementerian Pertahanan Suriah, Satu Tewas
 

Kecaman Dunia Internasional Terhadap Serangan Israel

Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa dalam pidato yang disiarkan Kamis malam menegaskan bahwa perlindungan terhadap warga Druze merupakan prioritas nasional. Ia juga mengumumkan bahwa pengamanan Suwayda akan diserahkan kepada para pemimpin lokal untuk meredakan ketegangan sektarian dan mencegah serangan lanjutan dari Israel.

Pemimpin spiritual komunitas Druze, Sheikh Hikmat Al Hijri, menekankan bahwa komunitasnya tidak menginginkan perpecahan.

"Kami tidak bersifat sektarian dan tidak ingin menciptakan perpecahan. Kami menolak agar tindakan sabotase oleh individu dikaitkan dengan kelompok atau wilayah manapun," katanya seperti dikutip Al Jazeera. Ia juga menegaskan bahwa siapa pun yang mengganggu keamanan tidak mewakili komunitas secara keseluruhan.

Serangan Israel juga menuai kecaman dari dunia internasional. Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, dalam pembicaraan telepon dengan Presiden al-Sharaa, menyebut serangan Israel sebagai "pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan Suriah dan hukum internasional serta Piagam PBB". Ia juga memperingatkan bahwa tindakan seperti itu mengancam stabilitas kawasan.

Sementara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan bahwa pihaknya tidak akan membiarkan Suriah terpecah dan menuduh Israel mencoba menggagalkan proses gencatan senjata. Erdogan bahkan mengungkapkan bahwa Turki memainkan peran penting dalam membantu tercapainya kesepakatan gencatan senjata, termasuk melalui pertemuan antara intelijen Turki dan para pemimpin komunitas Druze.

Pemerintah Amerika Serikat turut angkat suara. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce, menyatakan bahwa Washington tidak mendukung serangan Israel baru-baru ini dan tengah melakukan upaya diplomatik tingkat tinggi antara Israel dan Suriah untuk mengakhiri krisis secara damai.

"Kami sedang melakukan pendekatan diplomatik di tingkat tertinggi dengan Israel dan Suriah," ujarnya.

Meski begitu, pernyataan Bruce menyisakan ketidakjelasan, apakah AS hanya menolak serangan tersebut atau juga menghentikan segala bentuk dukungan logistik terhadap operasi militer Israel di Suriah.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Surya Perkasa)