Banjir masih menggenangi permukiman Desa Ketitang Wetan, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Metrotvnews.com/ Rhobi Shani
Pati: Sejumlah daerah di Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah, terendam banjir akibat diguyur hujan seharian. Kepala BPBD Kabupaten Pati, Martinus Budi Prasetya, mengatakan ada tujuh desa yang terdampak imbas intensitas hujan tinggi.
"Di antaranya Desa Gunungpanti Kecamatan Winong, Desa Sinomwidodo dan Desa Angkatan Kidul Kecamatan Tambakromo, Desa Tanjunganom dan Desa Gabus Kecamatan Gabus, Desa Ketitang Wetan dan Ngening Kecamatan Batangan," katanya, Selasa, 20 Mei 2025.
Dia mengungkapkan banjir ini karena curah hujan deras sejak Senin siang, 19 Mei 2025. Akibatnya beberapa wilayah di Bumi Mina Tani kebanjiran.
Khusus untuk wilayah di Pati bagian Selatan, lantaran tingginya curah hujan di kawasan Pegunungan Kendeng, hingga air langsung merangsek desa-desa terdekat di bawahnya.
"Akibat intensitas hujan yg tinggi di pegunungan kendeng mengakibatkan banjir di beberapa desa," ungkapnya.
Seperti terlihat di Desa Gunungpanti dengan ketinggian air 10-35 sentimeter. Desa Sinomwidodo dengan ketinggian genangan 5-20 sentimeter.
Kemudian Desa Angkatan Kidul dengan kedalaman air berkisar 20-30 sentimeter. Desa Tanjunganom kedalaman genangan 10-30 sentimeter.
"Lalu Desa Gabus air meluap di RT 3 RW 2 dengan ketinggian air di jalan 5-20 sentimeter dan di halaman rumah warga 5-25 sentimeter," beber Martinus.
Sementara di Kecamatan Batangan, daerah yang terdampak yakni Desa Ketitang Wetan dan Desa Ngening. Ketinggian air sendiri bervariasi antara 40 - 80 sentimeter.
"Desa Ketitang Wetan dan Ngening mas. Penyebab jebol tanggul Sungai Gandam. Ini sudah kejadian yang ketiga atau keempat kali terjadi jebol tanggul di sepanjang aliran Sungai Gandam," ungkapnya.
Pargiman warga setempat mengatakan, banjir mulai merangsek permukiman warga pada jam 02.00 WIB dini hari tadi, Selasa, 20 Mei 2025.
"Ini karena curah hujan tinggi sejak Senin. Terus sini tanggul nggak muat akhirnya jebol," jelasnya di lokasi.
Dia mengatakan banjir melanda desanya yang keempat kalinya. Sebelumnya banjir juga terjadi pada bulan Maret, April dan terakhir Mei 2025 ini.
"Ini sudah keempat kali. Terlalu besar kali ini," jelasnya.
Menurutnya banjir kali ini cukup besar dibandingkan dengan banjir sebelumnya. Sebab kedalaman genangan mencapai 80 sentimeter di permukiman warga.
Banjir di desanya biasanya sehari sampai dua hari baru surut. Tergantung dengan intensitas curah hujan. Ada sekitar 500 rumah warga yang terdampak banjir.
Dia berharap agar pemerintah segera memperbaiki tanggul yang jebol. Sehingga banjir tidak sering melanda permukiman warga.
"Harapannya pemerintah itu cepat menangani tanggulnya yang jebol itu," ujarnya.