Pemerintah Optimistis Kemiskinan Ekstrem Bisa 0% Tahun Depan

Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN) Suharso Monoarfa. Foto: MI/M.Irfan

Pemerintah Optimistis Kemiskinan Ekstrem Bisa 0% Tahun Depan

Media Indonesia • 17 August 2023 17:06

Jakarta: Pemerintah optimistis target kemiskinan ekstrem di Tanah Air menjadi nol persen pada 2024 bakal tercapai. Hal itu didasari pada penurunan angka kemiskinan ekstrem yang terus terjadi hingga triwulan I-2023 di angka 1,12 persen. 
 
"Jadi ada penurunan 0,62 persen dibandingkan 2022. Mudah-mudahan dengan (besaran) anggaran yang sama bisa kita selesaikan," ujar Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, dilansir Media Indonesia, Kamis, 17 Agustus 2023. 
 
Dia menegaskan ukuran penghitungan yang digunakan pemerintah terhadap kemiskinan ekstrem ialah pengeluaran sebesar USD1,9 per kapita per hari, setara dengan Rp11.571 per kapita hari. 

Baca juga: CORE Indonesia Sebut Target Penurunan Kemiskinan 2024 Terlalu Optimistis

Individu yang termasuk kelompok miskin ekstrem

Sementara itu, individu yang tergolong dalam kelompok miskin ekstrem ialah yang pengeluarannya sekitar Rp351.957 per kapita per bulan. 
 
Penghitungan tersebut mengacu pada Parity Purchasing Power (PPP) lama yang dimiliki oleh Bank Dunia sebelum akhirnya dinaikkan menjadi USD3 per kapita per hari. 
 
Suharso juga mengatakan, PPP USD3 itu digunakan pemerintah untuk mengukur angka kemiskinan. Dengan besaran PPP yang baru itu, maka garis kemiskinan individu ditentukan bila pengeluaran per kapita per bulan hanya berkisar Rp550.458. 
 
"Diketahui dalam RPJMN 2019-2024 target kemiskinan itu 6-7 persen. Tahun lalu kita mencapai 9,5 persen dan triwulan I-2023 ini sudah bisa turun menjadi 9,36 persen," terang Suharso. 
 
Pemerintah, lanjut dia, bakal terus melakukan intervensi untuk meningkatkan daya beli masyarakat tergolong miskin ekstrem dan miskin. Intervensi tersebut akan disesuaikan dengan lokasi atau wilayah masyarakat yang menjadi target kebijakan.
 
"Jadi intervensi dalam bentuk registrasi sosial ekonomi (Regsosek). Itu terbukti efektif dan mudah-mudahan tingkat ketepatannya akan semakin naik, dan mudah-mudahan semakin baik juga perolehan angka dalam hal penurunan kemiskinan ekstrem maupun kemiskinan pada umumnya," jelas Suharso.

(M Ilham Ramadhan)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)