Demi Kurangi Polusi, Warga Jakarta Diminta Tak Gengsi Pakai Angkot

Ilustrasi. Foto: Antara/Aprillio Akbar.

Demi Kurangi Polusi, Warga Jakarta Diminta Tak Gengsi Pakai Angkot

Husen Miftahudin • 30 August 2023 11:18

Jakarta: Guru Besar Ilmu Lingkungan Hidup Universitas Diponegoro Sudharto P Hadi menyoroti membludaknya jumlah kendaraan pribadi di Jakarta yang berakibat pada peningkatan polusi udara.

Dia memaparkan, tingginya angka penggunaan kendaraan pribadi mengakibatkan kemacetan lalu lintas dan polusi udara.

"Emisi gas buang dari mesin berbahan bakar minyak itu berdampak langsung kepada polusi udara," kata Sudharto dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 30 Agustus 2023.

Menurut dia, ada banyak masalah yang tidak bisa dipisah antara pertumbuhan ekonomi Jakarta dan polusi udara. Realitanya, polusi di Jakarta dihasilkan oleh industri dan orang yang menjalankan industri tersebut.

"Untuk mencari nafkah, banyak orang harus menempuh jauh dari tempat tinggal ke lokasi kerja menggunakan kendaraan pribadi," kata dia.

Baca juga: KLHK Tindak Tegas Entitas Pemicu Polusi di Jabodetabek
 

Jangan gengsi pakai angkot


Saat ini, sektor transportasi masih tercatat menempati urutan tertinggi penyumbang polutan di Jakarta. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pun mengungkapkan sumber pencemaran emisi atau penyebab penurunan kualitas udara di Jakarta dan sekitarnya berasal dari kendaraan dengan kontribusi 44 persen.

Menurut Sudharto, ada beberapa solusi yang bisa diimplementasikan terkait dengan efek negatif tersebut. "Pengguna kendaraan pribadi bisa segera beralih ke moda transportasi umum, mulai KRL, LRT, dan TransJakarta yang saat ini sudah aman, murah, dan terpercaya," sebut dia.
 
Masyarakat Jakarta, papar dia, juga tidak perlu gengsi menggunakan transportasi umum seperti angkutan kota (angkot).

"Saat ini masyarakat harus segera didorong untuk segera sadar akan kesehatan bersama. Dengan menggunakan transportasi umum, maka polusi berkurang serta akan berdampak pada turunnya polusi udara," ucap Sudharto.

Dengan demikian, tegasnya, emisi di Jakarta bisa berkurang. "Mungkin ini solusi yang terkesan reaktif. Tapi bisa cepat dijalankan menyusul sudah akutnya polusi udara di Jakarta," tegas Sudharto.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)