MoU Diplomasi Ekonomi Kemenlu-Kemenkeu Jembatani Ekspor ke Pasar Non-Tradisional

Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Mansury saat ditemui awak media di Jakarta, Senin, 14 Agustus 2023. (Medcom.id/Marcheilla Ariesta)

MoU Diplomasi Ekonomi Kemenlu-Kemenkeu Jembatani Ekspor ke Pasar Non-Tradisional

Marcheilla Ariesta • 14 August 2023 20:45

Jakarta: Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk mendukung diplomasi ekonomi dinilai dapat menjadi jembatan ekspor produk Indonesia ke pasar non-tradisional. 

Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Mansury mengatakan bahwa lewat MoU ini, kedua kementerian dapat memperkuat kerja sama yang bisa mengembangkan daerah tujuan ekspor. 

"Bagaimana kita bisa mengembangkan daerah tujuan ekspor kita, untuk misalnya, kawasan yang selama ini belum optimal," ucapnya kepada awak media di Jakarta, Senin, 14 Agustus 2023. 

Menurut dia, yang selama ini belum masuk pasar non-tradisional dalam pengembangan ekspor, akan dikembangkan. Inilah salah satu bentuk dari MoU kedua kementerian tersebut. 

Selama ini, produk Indonesia mungkin belum bisa masuk ke pasar non-tradisional dikarenakan informasi terhadap kebutuhan produknya terbatas.

"Kita akan memberikan dukungan di perwakilan kita, kita beri data dan informasi bagaimana yang dibutuhkan pasar-pasar yang selama ini belum tergarap," sambungnya. 

Salah satu yang menjadi contoh adalah pasar Asia Selatan dan Afrika. Menurut Pahala, jika melihat populasi kedua wilayah itu, maka seharusnya sektor ekspor Indonesia akan menjadi sangat menguntungkan. 

"Jadi ini tentunya bagaimana di pasar tersebut memberikan prioritas, dan kita bersama para kantor perwakilan untuk bisa melakukan pengembangan ke pasar non-tradisional tadi," sambung dia. 

Sementara itu dalam sambutannya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, salah satu fokusnya adalah menjadikan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia melaju di pasar internasional. 

Ia mengaku ingin menjadikan UMKM go global, seperti yang sudah dicanangkan Presiden Joko Widodo. Terlebih, kata Menlu Retno, UMKM Indonesia sebenarnya memiliki jumlah terbesar di Asia Tenggara. 

Sayangnya, kontribusi UMKM Indonesia terhadap ekonomi baru 15 persen. Indonesia kalah dari Singapura, Malaysia dan Thailand yang jauh lebih besar kontribusi UMKM-nya terhadap ekonomi.

"Jadi melalui MoU ini, pemerintah mendukung UMKM dan penetrasi pasar-pasar internasional," sambung Menlu Retno.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)