Ilustrasi. (MGN/Fahmi Reza)
Media Indonesia • 15 February 2024 12:36
Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung Jawa Barat (Jabar) tengah berupaya menekan harga beras. Salah satunya mendorong beras jenis Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) untuk masuk ke ritel.
Saat ini stok beras di Kota Bandung masih tercukupi. Di Gudang Bulog Bandung stok beras medium sebanyak 4.300 ton dan beras premium 33 ribu ton.
"Saya pastikan stok beras di Kota Bandung dalam posisi tercukupi, pemkot terus berkoordinasi dengan Bulog terkait kenaikan harga ini. Koordinasi juga sejalan dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID)," jelas Penjabat Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono di Bandung Kamis, 15 Februari 2024.
Menurut Bambang, pemkot yakin jika beras bisa masuk ke pasar ritel, akan mampu bisa membantu menstabilkan harga beras dan pemkot juga telah mengimbau kepada sejumlah asosisasi pedagang, agar menahan harga beras di pasaran. Hal ini dikarenakan stok beras masih dalam kondisi tercukupi.
"Kami sudah mengimbau kepada beberapa asosiasi pedagang agar menahan harga. Sebab stok berasnya cukup, tidak langka dan pemkot akan tentukan langkah-langkah strategis, termasuk melaksanakan operasi pasar dan juga pasar murah," terangnya.
Hal senada juga dikatakan Bupati Kabupaten Bandung, Dadang Supriatna, yang memastikan stok cadangan beras di Kabupaten Bandung masih dalam kondisi aman hingga tiga bulan ke depan.
Saat ini pemkab melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kabupaten Bandung, terus melakukan monitoring ke sejumlah pasar agar kenaikan tidak terlalu melambung.
"Memang beras kosong terutama yang biasa tersedia di supermarket. Kami juga sudah monitoring ke beberapa pasar,
beras ini harganya naik di kisaran Rp16-17 ribu perkilo," ujarnya.
Untuk itu bupati mengantisipasi agar tidak terjadi lonjakan harga beras dan memastikan tidak terjadi kerawanan pangan. Pihaknya juga siap untuk membantu masyarakat yang mengalami kerawanan pangan. Saat ini di Kabupaten Bandung memiliki 800 ton beras cadangan, Jadi, kondisinya masih aman dan tidak usah khawatir.
Ditanya penyebab kenaikan harga beras ini, Bupati Dadang Supriatna bilang karena produksi padi sedang langka.
"Tentunya Bulog juga sebagai penampung, ada keterbatasan dalam penyediaan. Tetapi saya optimistis ketersediaan beras untuk tiga bulan ke depan Kabupaten Bandung relatif aman," tambahnya.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung Dicky Anugerah menambahkan, pihaknya bersama jajarannya turut aktif melakukan koordinasi dan konsultasi dengan Kementerian Perdagangan.
Langkah ini dilakukan
dengan fokus pada tingkat agen dan pasar rakyat untuk memastikan ketersediaan dan distribusi beras yang cukup, demi menjaga stabilitas pangan masyarakat Kabupaten Bandung.
"Dengan kelangkaan dan mahalnya komoditas beras, Perum Bulog Kanwil Jabar akan menyalurkan Bantuan Pangan sebanyak 44 ribu ton per bulannya, ke pasar-pasar baik tradisional maupun modern. Pendistribusian ini akan terus dilanjutkan, untuk menahan laju kenaikan beras di pasaran," sambungnya.