Penjualan Mobil Listrik BYD Mendekati Tesla

New York: Penjualan BYD untuk mobil listrik dan hibrida pada kuartal kedua tahun ini hampir mencapai satu juta model. Hal ini karena pembeli tertarik dengan diskon harga dan teknologi baru.

Penjualan tersebut sebagian didorong oleh langkah perusahaan untuk menurunkan harga di sebagian besar model pada awal tahun ini dengan mengorbankan profitabilitas untuk merebut pasar model berbahan bakar bensin yang dibuat oleh merek asing.
 

baca juga:  Penetrasi Kendaraan Listrik Tiongkok Perkaya Pasokan Global

Melansir Business Times, Selasa, 2 Juli 2024, dalam hal kendaraan listrik murni, penjualan triwulanan raksasa otomotif yang berbasis di Shenzhen ini sebesar 426 ribu unit atau mendekati penjualan Tesla sebagai penjual kendaraan listrik terbesar secara global.

Tesla, yang diproyeksikan oleh analis akan menjual 441,019 kendaraan listrik pada kuartal kedua, mengalami penurunan penjualan di pasar utama seperti Tiongkok dan Eropa.

Pada periode antara April dan Juni, BYD menjual 982,747 kendaraan penumpang. Pada bulan Juni, jumlahnya mencapai 340,211 kendaraan penumpang listrik dan hibrida.  

Ekspor juga meningkat lebih dari 100 ribu untuk pertama kalinya dalam satu kuartal karena meningkatnya ketegangan perdagangan dengan mitra global.

Mengalami tekanan dari AS dan Uni Eropa

Penolakan dari AS dan, baru-baru ini, Uni Eropa atas ekspor kendaraan listrik Tiongkok dapat melemahkan ambisi BYD untuk menjadi penjual mobil listrik terlaris dunia.

Di Eropa, penjualan BYD sudah lesu sebelum tarif tambahan diberlakukan sepenuhnya. Perusahaan berharap dapat memikat konsumen dengan mensponsori turnamen sepak bola Kejuaraan Eropa.

Pada kuartal kedua, BYD meluncurkan truk pick-up hybrid pertamanya di Meksiko untuk berekspansi ke jenis kendaraan baru.
 
BYD juga meluncurkan platform hybrid plug-in baru yang mampu menempuh jarak lebih dari 2.000 km, sehingga semakin meningkatkan penjualan.

Saham BYD yang terdaftar di Hong Kong naik 15 persen pada kuartal terakhir, melampaui kenaikan Tesla yang sebesar 13 persen dan sebagian besar perusahaan sejenis, yang turun pada periode yang sama.