210 Warga Palestina Tewas Akibat Serangan Israel di Kamp Pengungsi Nuseirat

Korban serangan Israel di Rumah Sakit Al-Aqsa. Foto: Anadolu

210 Warga Palestina Tewas Akibat Serangan Israel di Kamp Pengungsi Nuseirat

Fajar Nugraha • 8 June 2024 23:53

Gaza: Israel lakukan pembantaian di kamp pengungsian warga Palestina di Nuseirat. Serangan itu menyebabkan tewasnya 210 warga Palestina dan menimbulkkan 400 orang terluka.

Dalam sebuah pernyataan di saluran Telegram resminya, kantor media tersebut mengatakan bahwa korban luka dibawa ke Rumah Sakit al-Awda di kamp tersebut dan Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Deir el-Balah.

Polisi Israel mengatakan komandan Unit Kontra-Terorisme Arnon Zamora tewas selama operasi penyelamatan tawanan pagi ini. Polisi mengatakan, Zamora terluka parah selama operasi tersebut dan dibawa ke rumah sakit, di mana ia kemudian dinyatakan meninggal.

Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan “sejumlah besar” korban tewas dan luka telah tiba di Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa, yang sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan.

"Puluhan orang yang terluka tergeletak di tanah, dan tim medis berusaha menyelamatkan mereka dengan kemampuan medis dasar yang mereka miliki," kata pernyataan Kementerian Kesehatan di Gaza, seperti dikutip Al Jazeera, Sabtu 8 Juni 2024.

Pihak kementerian menambahkan bahwa persediaan obat-obatan dan makanan mereka terbatas, dan generator utamanya telah berhenti berfungsi karena kekurangan bahan bakar.

Komunikasi terputus di tengah pengeboman yang hebat, tetapi melaporkan dari dalam rumah sakit yang "kewalahan" melalui panggilan telepon, Hind Khoudary dari Al Jazeera mengatakan situasinya menegangkan, dengan orang-orang yang ketakutan di jalan tidak tahu harus ke mana.

"Ada ledakan yang terjadi setiap menit. Ambulans memindahkan yang terluka ke rumah sakit tempat kami terjebak. Di dalam rumah sakit terjadi kekacauan. Ada anak-anak di antara yang terluka," kata Khoudary.

Dr Tanya Haj-Hassan, seorang dokter perawatan intensif anak dari Doctors Without Borders (MSF), menggambarkan Rumah Sakit Al-Aqsa sebagai "pertumpahan darah total", seraya menambahkan bahwa rumah sakit itu tampak "seperti rumah jagal".

"Gambar dan video yang saya terima menunjukkan pasien tergeletak di mana-mana dalam genangan darah anggota tubuh mereka telah hancur," kata Dr Haj-Hassan kepada Al Jazeera.

"Seperti itulah pembantaian," tambahnya.

"Orang tua berlarian ke sana kemari untuk menjaga anak-anak mereka yang mengalami pendarahan dari kepala sambil berusaha mencari dokter untuk merawat mereka. Namun, situasinya sangat kacau dan jumlah pasien jauh lebih banyak daripada kemampuan layanan kesehatan untuk merawat mereka,” ucap Dr Haj-Hassan.

Dalam pernyataan singkat, militer Israel mengatakan pasukannya "menargetkan infrastruktur teroris di wilayah Nuseirat".

Kemudian diumumkan bahwa pasukannya menyelamatkan empat tawanan selama operasi di Nuseirat. Keempat orang tersebut, yang dibawa ke Gaza setelah serangan yang dipimpin Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober, berada dalam "kondisi medis yang baik", kata militer.

Di Gaza bagian tengah, sedikitnya enam warga Palestina dari satu keluarga tewas oleh pasukan Israel setelah mereka menembaki rumah mereka di kamp pengungsi Bureij pada pagi hari.

Puluhan serangan udara menargetkan wilayah selatan Kota Gaza, dengan saksi mata melaporkan bahwa seluruh blok permukiman hancur, sementara pesawat tempur membombardir wilayah dekat pelabuhan perikanan.

Militer Israel semakin mengintensifkan operasi mematikannya di Gaza setelah serangan pada Kamis menewaskan sekitar 40 orang yang berlindung di sekolah yang dikelola Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di kamp pengungsi Nuseirat, tempat sekitar 6.000 warga Palestina yang mengungsi berlindung.

Israel mengklaim telah menewaskan 17 ‘teroris’ dalam serangan itu, tetapi badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan dalam sebuah pernyataan yang mengecam bahwa "sekolah yang berubah menjadi tempat penampungan" itu menjadi sasaran tanpa peringatan apa pun dan mereka yang bertanggung jawab harus dimintai pertanggungjawaban.

Hamas menuduh militer Israel memberikan "informasi palsu" tentang 17 orang tersebut, dengan mengatakan setidaknya beberapa dari mereka yang dinyatakan tewas masih hidup.

Presiden Palestina minta sidang darurat

Presiden Palestina Mahmoud Abbas memerintahkan utusan Palestina untuk PBB untuk menyerukan sidang darurat Dewan Keamanan menyusul apa yang disebutnya sebagai "pembantaian berdarah" oleh pasukan Israel di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza, kantor berita resmi Palestina Wafa melaporkan.

Menurut sebuah pernyataan, "Presiden Abbas terlibat dalam upaya diplomatik intensif dengan para pemangku kepentingan Arab dan internasional untuk mengadakan sidang darurat Dewan Keamanan PBB."

"Tujuannya adalah untuk mengatasi agresi Israel yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina dan memaksa pendudukan Israel untuk mematuhi resolusi legitimasi internasional, termasuk yang menyerukan gencatan senjata segera," kata pernyataan itu.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)