Generasi Z Minati Investasi di Urun Dana

Ilustrasi urun dana. Foto: Freepik.

Generasi Z Minati Investasi di Urun Dana

Arif Wicaksono • 23 November 2024 16:09

Jakarta: Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia (Aludi) menuturkan generasi z mulai minati produk investasi di urun dana berbasis Securities Crowdfunding (SCF).
 

Baca juga: Ini Perbedaan Cara Mengelola Keuangan Milenial dan Gen Z



Ketua Umum ALUDI Nandana Pawitra menuturkan dalam lima tahun terakhir investor dari generasi z udah mencapai 70 persen di produk urun dana yang bersifat efek.

"Penerbit kita pun juga sama seperti itu. UMKM yang mencapai  65 juta pelaku UMKM didominasi Gen Z," tegas dia dikutip Sabtu, 22 November 2024.

Dia mengatakan karakter generasi z yang berani dengan risiko membuatnya lebih terbuka dengan produk investasi seperti ini.

"Gen Z yang penting bisnis bisa jalan, ada hambatan tabrak terus urusan belakangan," tegas dia yang mengatakan 95 persen pelaku usaha berasal dari gen Z.

Dia mengatakan SCF merupakan model pembiayaan berbasis teknologi yang memungkinkan UMKM di Indonesia untuk mendapatkan dana dari masyarakat umum melalui platform digital.

Konsep ini memberikan alternatif bagi pelaku usaha untuk memperluas skala bisnisnya, yang seringkali sulit mengakses pembiayaan dari lembaga keuangan konvensional.

“Dengan meningkatnya literasi keuangan di Indonesia, kami berharap SCF dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi digital, khususnya dalam membantu UMKM berkembang lebih pesat," tegas dia.

Dia menuturkan dari 41 bursa  efek untuk SCF yang sudah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah sebesar 18.

Dominasi surat utang syariah

Sekjen Aludi  Patrick Gunadi mengatakan total dana himpunan di SCF sudah sebesar Rp1,5 triliun yang sebagian besar berasal dari efek bersifat utang syariah.

SCF menyediakan tiga produk produk pertama adalah saham yang kedua ada efek bersifat utang dan ketiga efek bersifat utang dengan complaining syariah.

"Porsinya mungkin sekitar 30 persen itu dari surat utang berbasis syariah," tegas dia.

Dia megatakan return surat utang berbasis syariah SCF UMKM lebih tinggi dibandingkan dengan Surat Berharga Negara (SBN). Return utang berbasis syariah bisa mencapai 12 hingga 18 persen dalam setahun.

Imbal hasil utang itu sangat besar mengingat perusahaan yang masih growth dan belum mapan seperti yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dia menuturkan industri SCF yang ada di bursa efek mendapatkan pengawasan ketat dari OJK dan pengawasan tambahan dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang siap menegur keterlambatan pembayaran bunga utang efek obligasi.

SCF diharapkan dapat menjadi pilar penting dalam mendukung UMKM melantai di Bursa Efek Indonesia (IPO), yang pada gilirannya akan berkontribusi pada perekonomian digital Indonesia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Arif Wicaksono)