Keluarga Santri yang Tewas Gantung Diri Temukan Bekas Kekerasan Fisik dan Seksual

Proses autopsi jenazah santri yang tewas gantung diri di Bantaeng, Sulsel,

Keluarga Santri yang Tewas Gantung Diri Temukan Bekas Kekerasan Fisik dan Seksual

Media Indonesia • 25 November 2024 14:27

Bantaeng: Santri salah satu pondok pesantren yang masih duduk di kelas 9 di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, ditemukan tewas gantung diri dalam kamar asramanya, Sabtu, 23 November 2024. Setelah proses autopsi ditemukan korban mengalami kekerasan seksual.

Hal itu diketahui, setelah pihak keluarga korban, yang merasa curiga anaknya yang mengenyam pendidikan di Madrasatul Qur’an Hasyim Asyari yang berlokasi di Lingkungan Tanetea, Desa Mipa-Mipa, Pajukukang Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng, dilaporkan gantung diri.
 
Mewakili keluarga, paman korban Amiruddin mengatakan, saat setelah korban ditemukan, dan orang tua tiba di lokasi, tidak ada satu pun pembina yang mendampingi dan menginfokan kejadian, hanya sekedar menyampaikan jika korban gantung diri.

"Tapi karena melihat kondisi jenazah yang agak aneh, maka keluarga melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian, dan meminta dilakukan proses autopsi," kata Amiruddin, Senin, 25 November 2024.
 

Baca: Suami di Manggarai Barat Bunuh Istrinya, Jasad Korban Digantung

Tim Forensik Biddokkes Polda Sulsel pun melakukan autopsi Minggu, 24 November disaksikan keluarga yang tidak bisa menahan kesedihan. Lantaran FR adalah anak bungsu dari dua bersaudara.

Dokter Forensik Biddokkes Polda Sulsel, Denny Mathius juga membenarkan setelah melakukan serangkaian pemeriksaan pada jenazah, di tubuh korban ditemukan sejumlah tanda tanda kekerasan serta diduga adanya tindakan kekerasan seksual pada korban.

"Yang pasti ada beberapa temuan dan kami duga tanda-tanda kekerasan. Ada dugaan pelecahan seksual. Tapi kami tetap melakukan pemeriksaan sesuai dengan prosedur kami," ungkap Denny.

Hasil autopsi telah diserahkan ke pihak Polres Bantaeng demi kepentingan penyelidikan. "Fakta-fakta, beberapa temuan-temuan, kami sudah sampaikan ke penyidik. Dari temuan awal, penyidik nanti akan sinkronkan dengan apa yang kami temukan pada autopsi itu," tandasnya.

Sayangnya, hingga, Senin, 25 November pihak pondok pesantren belum memberikan keterangan terkait penyebab kematian korban. Aparat kepolisian juga belum memberikan keterangan resmi terkait hasil autopsi dan perkembangan penyelidikan terkait saksi yang telah diperiksa. Ponpes hingga juga masih dijaga ketat polisi mengantisipasi amukan keluarga korban. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Whisnu M)