Ilustrasi rupiah. Foto: MI/Rommy.
Jakarta: Mata uang rupiah dibuka melemah. Mata uang Garuda melemah karena naiknya mata uang Paman Sam di tengah penantian terhadap laju inflasi terkini Amerika Serikat (AS).
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi anjlok 11 poin atau 0,08 persen menjadi Rp15.703 per USD dari penutupan perdagangan sebelumnya yang sebesar Rp15.692 per USD.
Mata uang dolar AS menguat pada perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis WIB) karena pasar menunggu serangkaian data inflasi global sebagai petunjuk kapan bank sentral akan mulai melakukan pelonggaran kebijakan.
Melansir
The Business Times, Kamis, 29 Februari 2024, indeks dolar AS, yang mengukur mata uang terhadap enam mata uang lainnya termasuk euro, terakhir naik 0,2 persen pada 104,07, setelah naik 2,7 persen sepanjang tahun ini.
Penantian data inflasi dan pertumbuhan ekonomi
Pelaku pasar saat ini tengah menunggu data inflasi dan pertumbuhan ekonomi utama untuk mendapat petunjuk lebih lanjut mengenai perdagangan.
Data indeks harga PCE, pengukur inflasi pilihan Fed - akan dirilis Kamis, dan diperkirakan akan menunjukkan inflasi tetap tinggi di Januari. Skenario seperti ini memberikan dorongan bagi the Fed untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama.
Beberapa pejabat Fed juga memperingatkan minggu ini inflasi yang tinggi akan membuat Fed tidak menurunkan suku bunga di awal 2024.