Jelang Pengumuman The Fed, Rupiah Anjlok 0,18%

Jakarta: Mata uang rupiah melemah terhadap mata uang paman sam pada penutupan perdagangan hari ini. Rupiah melemah setelah keyakinan penurunan suku bunga The Fed menguat pada Juni 2024.

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Selasa, ditutup melemah menjadi Rp15.771 per USD. Pada akhir perdagangan, Selasa, rupiah merosot 29 poin atau 0,18 persen menjadi Rp15.771 per USD dari sebelumnya sebesar Rp15.742 per USD.
 

baca juga: BI: Rp2,00 Triliun Dana Asing Keluar dari Pasar Keuangan RI Minggu Ini

Rupiah sempat tertekan dengan laju imbal hasil treasury AS lebih tinggi pada perdagangan Senin karena investor mempertimbangkan keadaan perekonomian dan menantikan data ekonomi utama yang dijadwalkan untuk minggu ini.

Imbal hasil treasury 10 tahun hampir empat basis poin lebih tinggi pada 4,219 persen. Imbal hasil treasury dua tahun naik lebih dari tujuh basis poin menjadi 4,61 persen. Hasil dan harga bergerak berlawanan arah dan satu basis poin sama dengan 0,01 persen.

Ekonomi Indonesia juga dipengaruhi dengan target  Pemerintah Tiongkok, sebagai salah satu negara sasaran ekspor Indonesia utama, menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar sekitar lima persen pada 2024 atau dibawah tahun sebelumnya.

Pada 2023 Biro Statistik Nasional (NBS) Tiongkok menyebut pertumbuhan ekonomi Negara Tirai Bambu itu tumbuh sebesar 5,2 persen. PDB Tiongkok pada 2023 mencapai 126,06 triliun yuan (sekitar USD17,71 triliun) pada 2023 dibanding PDB 2022 yang berada di angka 120.4724 triliun yuan (sekitar USD17,01 triliun).

Peluang penurunan suku bunga

Survei CME FedWatch Tool menunjukkan kenaikan peluang suku bunga The Fed akan turun pada Juni dari 60 persen menjadi 63 persen. Ekspektasi tersebut bisa menekan dolar AS.

Dolar AS juga mungkin masih bergerak konsolidatif menantikan testimoni Gubernur Bank Sentral AS atau The Fed Jerome Powell di Kongres AS pada Rabu dan Kamis, 7 Maret 2024 dan data tenaga kerja AS versi pemerintah pada Jumat malam.