Tiongkok Kembangkan Bisnis Penerbangan Ketinggian Rendah

Penerbangan rendah. Foto: Unsplash.

Tiongkok Kembangkan Bisnis Penerbangan Ketinggian Rendah

Arif Wicaksono • 28 August 2024 13:15

Beijing: Layanan penerbangan ketinggian rendah di Tiongkok telah menarik minat investor. Namun banyak dari mereka yang kekurangan informasi dan panduan tentang perkembangan sektor ini.
 

Baca juga: Laba Industri Tiongkok Membaik pada Semester I-2024


Rencana awal bagi perekonomian Tiongkok yang berada di dataran rendah sering kali mengacu pada layanan seperti pengiriman barang skala kecil di ketinggian hingga 1.000 meter (m). Namun beberapa daerah juga mengincar wilayah udara hingga 3.000 m.

Regulator penerbangannya memperkirakan industri senilai dua triliun yuan (USD280 miliar) pada 2030, ekspansi empat kali lipat dari 2023, dengan mobilitas vertikal dipandang sebagai kekuatan produktif baru di berbagai bidang seperti transportasi penumpang dan pengiriman kargo.

"Sektor ini akan menjadi pendorong penting bagi babak baru pertumbuhan ekonomi," kata Direktur Eksekutif China Low Altitude Economic Alliance Luo Jun, dilansir Channel News Asia, Rabu, 28 Agustus 2024.

Dia juga menambahkan gagasan spesifik tentang cara membangun perekonomian penerbangan dataran rendah masih belum cukup jelas.

"Tidak ada model bisnis yang matang yang dapat dipelajari oleh negara-negara dengan perekonomian dataran rendah dari luar negeri,” kata Luo dalam sebuah pernyataan.

Luo mengatakan pada awal Agustus, ketika China Low Altitude Economic Alliance yang terdiri lebih dari 100 perusahaan didirikan, kelompok tersebut akan memimpin dalam membimbing kota-kota agar segera mengembangkan aplikasi yang dapat direplikasi secara komersial.

"Untuk memulainya, infrastruktur dan layanan pendukung harus dibangun, namun duplikasi harus dihindari," ia memperingatkan.

Pesawat drone dan berawak

Pembuat drone sipil Tiongkok telah menguji pesawat tak berawak yang lebih besar untuk mengangkut kargo pada musim panas ini, didorong oleh ambisi untuk mengirimkan barang secara mandiri ke tujuan yang berjarak lebih dari 2.000 km.

Awal bulan ini, sebuah perusahaan Shanghai meluncurkan layanan helikopter berawak bagi para pelancong yang ingin memangkas waktu perjalanan antara Bandara Pudong Shanghai dan Kunshun, sebuah kota di provinsi Jiangsu, menjadi 20 menit dari beberapa jam.

Di Provinsi Hubei Tengah, prototipe pesawat sipil terbang hampir 1.000 km dalam uji terbang minggu lalu, dan pihak berwenang berharap dapat memanfaatkan permintaan untuk tur tamasya.

Tiongkok melonggarkan pembatasan wilayah udara dan memberikan insentif untuk mengembangkan sektor ini, produsen di negara pembuat drone terbesar di dunia tersebut sedang menguji muatan yang semakin besar dan perusahaan transportasi merencanakan layanan taksi udara baik berawak maupun tak berawak.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)