Target Pertumbuhan Ekonomi Prabowo Diyakini Bisa Tercapai

Ilustrasi. Foto: dok Kementerian Keuangan.

Target Pertumbuhan Ekonomi Prabowo Diyakini Bisa Tercapai

Naufal Zuhdi • 17 September 2024 18:50

Jakarta: Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CoRE) Mohammad Faisal mengatakan target pertumbuhan ekonomi Presiden terpilih, Prabowo Subianto yang berada di angka 5,2 persen di awal pemerintahannya sangat menantang dan juga berat apabila berkaca dari kondisi ekonomi Indonesia yang sekarang dan juga kondisi global yang memengaruhi pencapaian pertumbuhan ekonomi.

"Tapi saya tidak ingin itu tidak mungkin. Karena sebetulnya potensi Indonesia untuk bisa mencapai pertumbuhan ekonomi bahkan sampai enam-tujuh persen itu potensinya ada, asalkan dengan cara dan strategi yang tepat, yang membutuhkan terobosan, yang tidak business as usual, yang tidak sama dengan pendekatan-pendekatan yang dilakukan sebelumnya," kata Faisal saat dihubungi pada Selasa, 17 September 2024.

Akan tetapi, Faisal menegaskan, apabila pemerintahan berikutnya tetap menerapkan skema pendekatan ataupun kebijakan yang dilakukan oleh pemerintahan sebelumnya, maka pertumbuhan ekonomi 5,2 persen akan sulit tercapai.

"Kita pernah memang sampai (pertumbuhan ekonomi) 5,3 persen di 2022 itu karena memang dorongan eksternal, bukan karena dorongan kebijakan yaitu dari harga komoditas yang melambung tinggi yang mempengaruhi ekspor dan surplus perdagangan dan pada akhirnya pertumbuhan ekonomi," terang Faisal.

Ia menyebut apabila pemerintahan berikutnya ingin mencapai pertumbuhan ekonomi di angka 5,2 persen, maka harus ada perubahan dari sisi approach dan sektor-sektor mana yang harus didorong.

"Bukan hanya menentukan sektor mana yang menjadi unggulan tapi cara untuk menyebarkan, mendistribusikan perekonomian, kesejahteraan dan mendorong daya beli masyarakat harus menggunakan strategi yang tepat," tutur Faisal.
 

Baca juga: Jelang Akhir Masa Jabatan, Jokowi Minta Jaga Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi
 

Manufaktur-pertanian harus jadi sektor unggulan


Dengan demikian, Faisal mengungkapkan, sektor-sektor utama seperti industri manufaktur dan pertanian harus menjadi sektor unggulan dan dikedepankan karena menjadi penyumbang terbesar dari GDP dan pertumbuhan ekonomi.

"Disamping itu juga penyedia lapangan kerja juga harus makin banyak, jadi dua sektor utama ini harus menjadi panglima," tutur dia.

Dihubungi secara terpisah, Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Dolfie OFP mengatakan angka pertumbuhan ekonomi 5,2 persen tersebut termasuk realistis.

Pasalnya, Dolfie menyebut pertumbuhan ekonomi pada 2025 masih didorong oleh pokok-pokok kebijakan fiskal yang selama ini sudah berlangsung.

"Tentu masih perlu waktu untuk melihat kinerja pemerintahan yang baru dalam menjalankan kebijakan-kebijakan fiskal yang dapat memperkuat daya beli, belanja pemerintah yang berkualitas, meningkatkan investasi, serta mendorong sisi produksi yang semakin kuat," jelas dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)