Pertemuan Dewan HAM PBB Diwarnai Hasutan Wakil Israel Terkait Genosida Gaza

Serangan Israel ke Gaza. (AP)

Pertemuan Dewan HAM PBB Diwarnai Hasutan Wakil Israel Terkait Genosida Gaza

Marcheilla Ariesta • 5 December 2023 09:42

Jenewa: Perwakilan Israel dan Palestina di PBB saling bertukar tuduhan ‘genosida’ atas perang yang berkecamuk di Gaza. Kedua belah pihak menuntut tanggapan internasional.

Perang Israel melawan Hamas berulang kali disebutkan dalam sebuah acara di Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa menjelang peringatan 75 tahun Konvensi Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida.

“Serangan Hamas pada 7 Oktober dimotivasi oleh ideologi genosida,” ujar Yeela Cytrin, penasihat hukum misi Israel di Jenewa, dilansir dari AFP, Selasa, 5 Desember 2023.

Ia mengatakan hal itu kepada para diplomat yang berkumpul di markas besar PBB di Eropa.

Sementara itu, perwakilan Palestina, Dima Asfour, bersikeras kepada dewan bahwa “bencana buatan manusia” yang diakibatkan oleh kampanye pengeboman besar-besaran dan serangan darat Israel adalah “kasus genosida yang biasa terjadi”.

Israel berjanji untuk menghancurkan Hamas sebagai pembalasan atas serangan kelompok pejuang Palestina tersebut pada 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyebabkan 240 sandera, menurut pihak berwenang Israel.

Israel membalasnya dengan pengeboman besar-besaran dan serangan darat yang telah menewaskan lebih dari 15.500 orang di Gaza, sekitar 70 persen di antaranya adalah wanita dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.

Konvensi genosida, yang ditandatangani pada 9 Desember 1948, merupakan perjanjian hak asasi manusia pertama dalam sejarah PBB, yang diadopsi bahkan sebelum Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.

Konvensi ini diadopsi setelah Perang Dunia II, menyoroti kengerian Holocaust dan menekankan kewajiban umat manusia untuk mencegah dan menghukum semua tindakan genosida tersebut.

“Namun, 75 tahun kemudian, orang-orang Yahudi masih diserang, masih merasakan kebrutalan anti-Semitisme dan kebencian terhadap Yahudi,” kata Cytrin.

Ia menuding Hamas dan para pendukungnya telah mendorong pemberantasan orang-orang Yahudi di media sosial, selama bertahun-tahun.

“Sebelum jenazah para korban 7 Oktober menjadi dingin, anti-Semitisme meledak baik secara offline maupun online,” lanjutnya.

Menurutnya, banyak yang menyalahkan orang-orang Yahudi atas ‘pembantaian’ yang mereka lakukan dan berusaha melindungi serta membela mereka yang melakukan ‘pembantaian’ tersebut.

Sementara itu, perwakilan Iran mengatakan, Israel merupakan pihak yang melakukan ‘genosida yang mengerikan’ terhadap warga Palestina. Sedangkan negara-negara Muslim lainnya menuduh pejabat Israel “menghasut” untuk melakukan genosida.

Sementara Asfour menekankan, berdasarkan konvensi genosida, ‘peringatan dini terhadap genosida harus memaksa kita untuk bertindak’.

“Selama delapan minggu terakhir, dan setelah mengeluarkan seruan genosida secara terbuka, Israel terus menjatuhkan berton-ton bahan peledak di Gaza, yang memiliki kekuatan penghancur yang sangat besar,” kata Asfour.

Dia senada dengan sekelompok pakar independen PBB yang bulan lalu menyuarakan keprihatinan atas “kegagalan sistem internasional dalam melakukan mobilisasi untuk mencegah genosida”.

Ia juga mengecam “kampanye penindasan digital yang luas, termasuk disinformasi, sensor, pelecehan online, dan pelarangan bayangan” yang bertujuan untuk menekan suara-suara Palestina.

“Kami mendesak perusahaan teknologi dan platform media sosial untuk segera mengambil tindakan tegas guna melindungi penggunanya dari bahaya sehubungan dengan genosida yang terjadi di Palestina,” pungkasnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Marcheilla A)