Mata Uang Yen Jepang. Foto: Unsplash.
Tokyo: Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki mengatakan pihak berwenang siap untuk mengambil tindakan yang tepat terhadap volatilitas nilai tukar yang berlebihan.
"Yang bisa kami katakan adalah kami akan mengambil tindakan yang tepat terhadap volatilitas yang berlebihan, tanpa mengesampingkan opsi apa pun,” kata Suzuki, dilansir
Channel News Asia, Selasa, 2 April 2024.
Mata uang yen berada dalam tren turun meskipun Bank Sentral Jepang (BoJ) bulan lalu memutuskan untuk mengakhiri suku bunga negatif selama delapan tahun. Para pedagang menafsirkan sinyal kenaikan suku bunga berikutnya akan memakan waktu lama.
Pernyataan Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell pada Jumat juga membuat dolar tetap kuat dengan memperkuat ekspektasi pasar kesenjangan antara suku bunga AS dan Jepang akan tetap lebar.
Pelaku pasar tetap waspada terhadap kemungkinan intervensi oleh Tokyo karena dolar AS berada di sekitar 151,610 yen di Asia pada Selasa, 2 April 2024, mendekati level tertinggi dalam 34 tahun di 151,975 per USD.
Suzuki mengatakan Tokyo akan mengambil langkah tegas terhadap pergerakan mata uang yang berlebihan. Pernyataan tersebut dianggap oleh pasar sebagai peringatan terkuat oleh pihak berwenang bahwa intervensi mata uang sudah dekat.
Suzuki mengatakan kebijakan moneter hanyalah salah satu dari banyak faktor yang memengaruhi pergerakan mata uang, seperti neraca transaksi berjalan masing-masing negara, perkembangan harga, risiko geopolitik, sentimen pasar, dan pergerakan spekulatif.
"Penting bagi nilai tukar mata uang untuk bergerak secara stabil dan mencerminkan fundamental. Volatilitas yang berlebihan tidak diinginkan," kata dia.
Intervensi mata uang yen
Jepang melakukan intervensi di pasar mata uang pada 2022. Intervensi pertama pada September dan sekali lagi pada Oktober untuk menopang yen ketika mata uang tersebut merosot menuju 152 terhadap dolar AS.
Suzuki menolak berkomentar ketika ditanya apakah Jepang akan melakukan intervensi besar-besaran dalam satu pukulan untuk menghilangkan posisi spekulatif, atau melakukan intervensi dalam beberapa tahap untuk memuluskan pergerakan yang bergejolak.
Para pembuat kebijakan di Jepang secara historis menyukai pelemahan yen karena hal ini membantu meningkatkan keuntungan bagi produsen besar di negara tersebut. Namun penurunan tajam yen baru-baru ini meningkatkan kekhawatiran bagi para pembuat kebijakan karena mereka menaikkan biaya impor bahan mentah, sehingga merugikan konsumsi dan keuntungan ritel.