Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (tengah) bersama petugas PLN Nusantara Power mengecek kondisi generator PLTU Paiton, di Probolinggo. Foto: Dokumen PLN
Annisa Ayu Artanti • 6 April 2024 10:00
Probolinggo: PT PLN (Persero) memastikan pasokan listrik aman menjelang hari raya Idulfitri 1445 Hijriah.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo secara langsung melakukan inspeksi langsung ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton yang berada di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Dia mengatakan, PLN terus berkomitmen menjaga pasokan listrik aman dan andal. Kehadirannya di PLTU Paiton adalah untuk memastikan pasokan listrik dan energi primer dari pembangkit dalam kondisi aman.
“Saya ingin mengecek langsung kondisi operasional PLTU Paiton yang menjadi salah satu penopang kelistrikan Jawa, Madura dan Bali (Jamali). Setelah mengecek semua, kami bersyukur pembangkit dalam kondisi aman dan prima, sehingga siap memasok listrik secara optimal untuk masyarakat,” ucap Darmawan dalam keterangan tertulis, Sabtu, 6 April 2024.
Total komplek PLTU Paiton berkapasitas 4,7 Giga Watt (GW) berkontribusi memasok sekitar 60 persen listrik di Jawa Timur. Sementara, bagi sistem kelistrikan Jamali, pembangkit ini memasok 17 persen kebutuhan listrik.
Adapun beban puncak pada sistem Jamali saat momen Idulfitri diperkirakan mencapai 21 ribu megawatt (MW), dengan Daya Mampu Pasok (DMP) mencapai 35 ribu MW.
“Provinsi Jawa Timur ini menjadi salah satu tujuan yang banyak didatangi pemudik saat Idul Fitri. Jadi keandalan PLTU Paiton untuk memasok listrik saat Idul Fitri ini sangatlah penting,” ungkap Darmawan.
PLTU Paiton terdiri dari delapan unit pembangkit. Sebanyak tiga unit pembangkit dengan kapasitas 1.460 MW dikelola oleh subholding PLN Nusantara Power. Sementara sisanya dikelola Independent Power Producer (IPP).
Khusus untuk pembangkit yang dikelola oleh PLN Nusantara Power, pihaknya juga menyiagakan lebih dari 500 petugas selama 24 jam.
Beroperasi optimal
Darmawan pun menjelaskan, meskipun beberapa unit PLTU Paiton sudah beroperasi cukup lama, namun semua unitnya masih bisa beroperasi optimal. Hal ini berkat digitalisasi yang telah dilakukan oleh PLN.
Dirinya mencontohkan, pada pembangkit listrik terdapat lebih dari 5.000 sensor parameter operasional. Dulu pihaknya tidak bisa memonitor secara realtime sensor tersebut dan memanfaatkan datanya menjadi sebuah informasi strategis untuk meningkatkan keandalan dan efisiensi operasional.
"Kami membangun sistem digital di mana sensor di pembangkit, kami olah menjadi suatu sistem yang sangat canggih menggunakan
artificial intelligence. Sehingga kami bisa melakukan
automatic error detection, automatic error correction disertai
automatic action," tutur Darmawan.
Dengan adanya digitalisasi ini pun pemeliharaan pembangkit telah dilakukan secara efektif sebelum memasuki periode siaga Idulfitri.
"Pemeliharaan sifatnya menjadi preventif, tidak reaktif setelah terjadi gangguan. Sistem ini bisa dilihat tidak hanya oleh petugas di lapangan, tetapi juga Direksi PLN Nusantara Power, Direktur Pembangkitan PLN, bahkan Direktur Utama PLN bisa memonitor secara
real time," jelas Darmawan.
Dari sisi pasokan energi primer, dirinya memastikan keamanan pasokan batu bara untuk PLTU Paiton dengan dengan rata-rata ketersediaannya di atas 20 Hari Operasi (HOP).