Wall Street Respon Data Terbaru AS, DJIA Melonjak 1,51%

Wall Street. Foto: Unsplash.

Wall Street Respon Data Terbaru AS, DJIA Melonjak 1,51%

Arif Wicaksono • 1 June 2024 07:50

New York: Indeks-indeks Amerika Serikat (AS) sebagian besar melesat pada hari Jumat (Sabtu WIB).

Dikutip dari CNBC International, Sabtu, 1 Juni 2024, Dow Jones Industrial Avarege (DJIA) naik 574,84 poin, atau 1,51 persen, menjadi 38.686,32. S&P 500 bertambah 0,80 persen menjadi 5.277,51. Nasdaq Composit turun 0,01 persen menjadi 16.735,02 karena kejatuhan saham Nvidia dan beberapa saham teknologi megacap lainnya.
 
S&P 500 dan Nasdaq menghentikan kenaikan beruntun lima minggunya dengan penurunan masing-masing sebesar 0,51 persen dan 1,1 persen dalam seminggu. DJIA tergelincir 0,98 persen dalam seminggu yang menandai kerugian minggu kedua berturut-turut.
 
Namun, masing-masing indeks acuan utama mencatatkan bulan positif keenam dalam tujuh bulan. DJIA bertambah 2,3 persen bulan ini, sedangkan S&P 500 naik 4,8 persen. Nasdaq naik 6,88 persen yang mencatat bulan terbaiknya sejak November.

perlambatan ekonomi

Data AS terbaru juga menawarkan keringanan inflasi bagi investor, karena laporan Pengeluaran Konsumsi Pribadi sesuai dengan ekspektasi. Seperti yang diproyeksikan, PCE inti naik 0,2 persen di April. Secara tahunan, kenaikannya sebesar 2,8 persen, sedikit di atas konsensus kenaikan sebesar 2,7 persen.

"Pasar ekuitas ingin melihat perlambatan pertumbuhan ekonomi dan data PCE hari ini memberikan laporan yang lunak," kata Kepala Investasi CIBC Private Wealth US David Donabedian dikutip dari Business Insider.

Artinya, Federal Reserve (The Fed) masih mungkin memangkas suku bunganya tahun ini. Hal ini juga ditambah dengan revisi penurunan PDB pada minggu lalu, yang menunjukkan bahwa belanja konsumen lebih lemah dari perkiraan. Selain itu pertumbuhan Produk Domestik Bruto (AS) pada kuartal I 2024 juga direvisi turun menjadi 1,3 persen atau lebih rendah dari perhitungan sebelumnya di 1,6 persen. Komponen personal spending berada dibawah ekspetasi dengan mencapai 2 persen.

CIO Apollon Wealth Management Eric Sterner menjelaskan laporan PDB yang direvisi yang dirilis pada hari Kamis juga akan menjaga kemungkinan penurunan suku bunga sebanyak 1 hingga 2 kali pada tahun ini seiring dengan menurunnya belanja konsumen pada kuartal pertama.

"Meskipun laporan ekonomi terbaru ini mungkin membuat kenaikan tetap terjadi pada kapitalisasi besar AS, kapitalisasi kecil AS, perusahaan-perusahaan topi, yang lebih sensitif terhadap suku bunga, mungkin akan tetap terhenti sampai kita memiliki indikasi yang lebih baik mengenai kapan penurunan suku bunga pertama akan terjadi,” kata dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)