Pemimpin Tertinggi Iran Keluarkan Perintah Pembalasan ke Israel

Ismail Haniyeh (kiri) bertemu dengan Presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian (kanan) sebelum terbunuh. (The Independent)

Pemimpin Tertinggi Iran Keluarkan Perintah Pembalasan ke Israel

Marcheilla Ariesta • 1 August 2024 06:43

Teheran: Pemimpin Tertinggi Iran mengeluarkan perintah untuk melakukan pembalasan langsung terhadap Israel. Perintah ini menyusul terbunuhnya pemimpin politik utama Hamas Ismail Haniyeh di Teheran.

Kematian Haniyeh dinilai sebagai sebuah insiden yang berisiko memicu konflik lebih lanjut di Timur Tengah.

Ayatollah Ali Khamenei, memberikan perintah tersebut pada pertemuan darurat Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran pada Rabu pagi waktu setempat, tak lama setelah Iran mengumumkan bahwa Ismail Haniyeh telah terbunuh.

Tiga pejabat Iran yang hadir dalam pertemuan tersebut mengonfirmasi berita tersebut kepada The New York Times dengan syarat anonim.

Garda Revolusi paramiliter Iran mengklaim Haniyeh dibunuh dan telah menyalahkan Israel atas kematiannya.

Tidak ada yang langsung mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut, meskipun Israel sebelumnya telah bersumpah untuk membunuh Haniyeh dan para pemimpin Hamas lainnya atas serangan kelompok tersebut pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang dan menyebabkan sekitar 250 orang lainnya disandera. 

Israel tidak mengakui atau membantah telah membunuh Haniyeh, yang berada di Teheran untuk pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.

Kematian Haniyeh berpotensi menimbulkan ledakan di tengah konflik yang tidak stabil dan saling terkait di kawasan tersebut karena target, waktu, dan lokasinya di Teheran. Yang paling berbahaya adalah potensi untuk mendorong Iran dan Israel ke dalam konfrontasi langsung jika Iran membalas.

Amerika Serikat (AS), Inggris, dan negara-negara lain sejak itu telah berjuang untuk mencegah konflik yang lebih luas dan lebih mematikan, meskipun Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken telah membantah adanya pengetahuan atau keterlibatan Amerika dalam kematian Haniyeh.

“Balas dendam adalah tugas kami. Dan Israel telah mempersiapkan hukuman yang keras untuk dirinya sendiri dengan membunuh tamu terkasih di rumah kami,” kata Khamenei dalam pernyataan di situs resminya, dikutip dari The Independent, Kamis, 1 Agustus 2024.

Sebagai tanggapan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel "akan menuntut harga yang sangat mahal dari setiap agresi terhadap kami di garis depan mana pun" tetapi tidak menyebutkan pembunuhan tersebut. 

“Ada hari-hari yang penuh tantangan di depan,” tambahnya.

Kedua negara berisiko terjun ke dalam perang awal tahun ini ketika Israel menyerang kedutaan besar Iran di Damaskus pada April.

Iran dan Israel saling membalas dalam pertukaran serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah masing-masing, tetapi upaya internasional berhasil menahan siklus itu sebelum lepas kendali.

Selama hampir 10 bulan perang di Gaza, Iran telah mencoba untuk mencapai keseimbangan, memberikan tekanan pada Israel dengan serangan yang meningkat tajam oleh sekutunya dan pasukan proksi di wilayah tersebut, sambil menghindari perang habis-habisan antara kedua negara.

Iran dan pasukan regional yang didukungnya — Hamas, Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman, dan banyak milisi di Irak — membentuk apa yang mereka sebut "poros perlawanan." Para pemimpin kelompok tersebut berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan Pezeshkian pada hari Selasa. 

Sementara itu, Haniyeh dibunuh sekitar pukul 2 pagi waktu setempat, setelah menghadiri upacara tersebut dan bertemu dengan Khamenei.

Baca juga: Indonesia Nilai Pembunuhan Ismail Haniyeh sebagai Tindakan Provokatif

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Marcheilla A)