Mobil Vinfast. Foto: Unsplash.
Carolina: Produsen kendaraan listrik (EV) Vietnam, VinFast, menunda peluncuran pabriknya yang direncanakan senilai USD4 miliar di North Carolina hingga 2028. Vinfast juga memangkas perkiraan pengirimannya untuk tahun ini sebanyak 20 ribu unit di tengah ketidakpastian di pasar EV global.
VinFast, yang didirikan oleh orang terkaya di Vietnam, Pham Nhat Vuong pada 2017 dan mulai memproduksi kendaraan listrik sepenuhnya pada 2022, mengatakan pihaknya kini akan mengirimkan 80 ribu kendaraan tahun ini, turun dari rencana awal sebanyak 100 ribu unit.
Penjualan produsen kendaraan listrik asal Vietnam tersebut naik 24 persen menjadi sekitar 12 ribu kendaraan pada kuartal kedua, dibandingkan dengan periode tiga bulan sebelumnya.
Secara total, VinFast menjual 21,747 unit pada paruh pertama 2024, meningkat 92 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, tetapi sekitar seperempat dari perkiraan tahunan yang baru.
"Meskipun hasil pengiriman kuartal kedua menggembirakan, tantangan ekonomi yang sedang berlangsung dan ketidakpastian dalam berbagai makro ekonomi dan lanskap EV global memerlukan prospek yang lebih hati-hati untuk sisa tahun ini," kata VinFast, dilansir
Channel News Asia, Senin, 15 Juli 2024.
Produsen kendaraan listrik ini masih memperkirakan pertumbuhan penjualan yang kuat pada paruh kedua tahun ini, didorong oleh beragamnya rangkaian produk dan ekspansi di wilayah-wilayah utama, termasuk pasar baru di Asia dan pasar yang sudah ada.
VinFast akan menunda peluncuran pabrik yang direncanakan di North Carolina hingga 2028 dari rencana saat ini pada 2025. Reuters telah melaporkan kemungkinan penundaan pada bulan Mei, mengutip seseorang yang mengetahui masalah tersebut.
Pembangunan pabrik kendaraan listrik
VinFast telah mengumumkan akan membangun pabrik kendaraan listrik dan baterai di Amerika Serikat dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 150 ribu kendaraan, dalam upaya untuk memanfaatkan upaya pemerintahan Biden untuk menyetujui subsidi untuk kendaraan listrik yang dibuat di Amerika.
Namun, permintaan kendaraan listrik melemah di tengah tingginya biaya pinjaman dan karena pembeli beralih ke kendaraan hibrida bensin-listrik yang lebih murah, memaksa banyak produsen mobil untuk mempertimbangkan kembali rencana mereka untuk membangun pabrik dan model baru.
"Keputusan ini akan memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan alokasi modalnya dan mengelola pengeluaran jangka pendeknya dengan lebih efektif, memfokuskan lebih banyak sumber daya untuk mendukung target pertumbuhan jangka pendek dan memperkuat operasi yang ada," kata VinFast.
VinFast, yang belum menghasilkan keuntungan, mencatat kerugian bersih sebesar USD618 juta pada kuartal pertama. Pendapatan untuk periode tersebut meningkat hampir tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, namun turun 31 persen dibandingkan tiga bulan sebelumnya.