Menteri ESDM: Subsidi Energi Bengkak Akibat Eskalasi di Timur Tengah

Menteri ESDM Arifin Tasrif. FOTO: Kementerian ESDM.

Menteri ESDM: Subsidi Energi Bengkak Akibat Eskalasi di Timur Tengah

Indriyani Astuti • 16 April 2024 20:17

Jakarta: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan eskalasi konflik di Timur Tengah dapat berpengaruh pada harga minyak dunia. Demikian pula terhadap subsidi energi dan harga bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri. Meski demikian, Arifin mengatakan pemerintah masih bisa menahan kenaikan harga hingga Juni 2024.
 
Seperti diberitakan, banyak negara memantau perkembangan situasi di Timur Tengah setelah Iran melancarkan drone peledak dan rudal ke Israel. Itu merupakan serangan balasan atas Israel ke kompleks kedutaan mereka di Suriah, dua pekan lalu.
 
"Kalau USD1 (harga minyak) naik, itu kan ada balance antara pendapatan PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) dan pengeluaran subsidi dan kompensasi, jadi kalau sama BBM ini naiknya luar biasa. Sekarang kita tahan, sementara stok aman," ujar Arifin seusai rapat terbatas terkait situasi geopolitik global yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kompleks Istana Kepresidenan RI di Jakarta, Selasa, 16 April 2024.
 
Pemerintah, ujarnya, akan melihat perkembangan lanjutan. Diharapkan eskalasi konflik antara Iran dan Israel tidak terjadi.
 

Baca juga: Konflik di Timur Tengah Makin Panas, Airlangga Paparkan Kondisi Ekonomi RI
 

Subsidi BBM bengkak

 
Arifin menjelaskan, setiap kenaikan harga minyak per USD1, akan berdampak pada kenaikan subsidi dan kompensasi untuk BBM di dalam negeri sekitar Rp3,5 triliun sampai Rp4 triliun.
 
"Belum lagi kalau rupiah tiap naik USD1, Rp100 juga cukup besar. Makanya kita harus hemat energi, efisiensi energi ini harus terus dicanangkan dikerjain dan diprogramkan," papar dia.
 
Arifin mengakui pemerintah sulit menahan subsidi BBM agar tidak membengkak. Presiden Joko Widodo atau Jokowi, terang Arifin, memberikan arahan agar melihat berbagai skenario yang mungkin terjadi dan mengambil upaya alternatif untuk bisa meredam lonjakan subsidi.
 
"Kita harus antisipasi ini melihat skenario yang mungkin terjadi, mengambil alternatif untuk bisa meredam," tutur Arifin.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)