Konflik di Timur Tengah Makin Panas, Airlangga Paparkan Kondisi Ekonomi RI

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Foto: Dokumen Kemenko Perekonomian

Konflik di Timur Tengah Makin Panas, Airlangga Paparkan Kondisi Ekonomi RI

Indriyani Astuti • 16 April 2024 16:46

Jakarta: Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah tengah melakukan mitigasi dampak dari memanasnya eskalasi di Timur Tengah terhadap sektor ekonomi.
 
"Dari sisi perekonomian, kita melihat tentu ada lonjakan harga minyak imbas serangan Israel ke Iran di kedutaan Damaskus dan juga terhadap retaliasi yang dilakukan Iran," kata Airlangga sesuai rapat terbatas menyikapi situasi geopolitik global yang dipimpin Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 16 April 2024.
 
Airlangga menerangkan menghadapi situasi global, perekonomian Indonesia masih tumbuh solid lima persen, dengan inflasi 2,5 plus-minus satu persen.
 
Selain itu, ia menerangkan neraca dagang surplus serta cadangan devisa masih sekitar USD136 miliar.
 
Dari segi pasar keuangan, ia menyebut dolar index menguat. Eskalasi, tutur Airlangga, tentu meningkatkan ketidakpastian global sehingga harus dimitigasi.
 
Hal itu, membuat para investor mengalihkan aset ke safe haven seperti emas, mata uang dolar dan nikel yang mengalami kenaikan.
 
Nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), sebut Airlangga, mengalami pelemahan secara global. Namun, jika dibandingkan dengan negara lain, Indonesia relatif masih aman.
 
"Tentu kita perlu melakukan beberapa kebijakan antara lain bauran fiskal dan moneter, menjaga stabilitas nilai tukar, menjaga APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), dan memonitor kenaikan harga logistik dan minyak," tutur dia.
 

Baca juga: 

Subsidi Energi Bisa Bengkak Akibat Eskalasi di Timur Tengah

Jaga sektor riil 

Terhadap sektor riil, Airlangga menjelaskan dampak depresiasi nilai tukar dan kenaikan dolar, menjadi salah satu yang diperhatikan.
 
Hal itu, menurutnya, sangat berpengaruh terhadap impor dan efeknya terhadap eksportir dalam mendapatkan devisa lebih banyak.
 
"Tentu, plus-minus harus diperhatikan," imbuh dia.
 
Pemerintah terus melihat perkembangan di Timur Tengah demi menjaga ekspektasi investor. Indonesia, ujarnya, akan memperkuat daya saing untuk menarik investasi jangka panjang ke Indonesia.
 
Pemerintah, tegasnya, juga telah memikirkan sejumlah skenario sehingga defisit dapat terjaga.
 
"Kepastian-kepastian ini harus dijaga," cetus dia.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)