Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) 2025. Dok Kementerian Kebudayaan.
Anugerah Kebudayaan Indonesia 2025 Tegaskan Komitmen Negara Dukung Penggerak Budaya
Arga Sumantri • 18 December 2025 17:54
Jakarta: Kementerian Kebudayaan kembali menggelar Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) 2025 sebagai penghargaan tertinggi negara di bidang kebudayaan. Penyelenggaraan AKI Tahap III berlangsung di Ciputra Artpreneur dengan mengusung tema Renjana Penggerak Budaya, yang menegaskan bahwa kebudayaan terus hidup dan berkembang berkat dedikasi para pelaku budaya.
Pada kesempatan ini, AKI 2025 memberikan penghargaan kepada pelaku budaya dalam sejumlah kategori, yakni Maestro Seni Tradisi, Pelestari, Pelopor dan/atau Pembaru, Media, Anak, Masyarakat Adat, dan Sastra. Ragam kategori tersebut mencerminkan luasnya peran pelaku budaya, mulai dari penjaga tradisi hingga agen transformasi, agar kebudayaan tetap hidup, adaptif, dan relevan di tengah tantangan global.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan Anugerah Kebudayaan Indonesia menjadi penanda kehadiran negara dalam kerja kebudayaan. Negara, kata dia, tidak menggantikan peran komunitas, sanggar, tokoh adat, dan seniman, melainkan menegaskan dedikasi mereka memiliki arti strategis bagi kehidupan bersama.
"AKI 2025 dirancang secara bertahap agar kebudayaan dipahami sebagai ekosistem yang hidup, bukan semata prestasi individual. Setiap penghargaan menjadi pengakuan negara atas kerja yang menjaga ingatan, memperkaya imajinasi, dan merawat keberlanjutan identitas Indonesia," ujar Fadli Zon dalam keterangannya, Kamis, 18 Desember 2025.
Sejalan dengan situasi kebencanaan di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatera Barat, Kemenbud turut menyerahkan bantuan trauma healing secara simbolis kepada seniman terdampak bencana. Hal ini sebagai bentuk kehadiran negara dalam mendukung proses pemulihan.
Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan Ahmad Mahendra menyampaikan AKI 2025 menjadi momentum untuk memperkuat komitmen merawat budaya. Menurut dia, kebudayaan memberi arah, keteguhan, dan harapan di tengah tantangan zaman dan ujian kemanusiaan.
"AKI adalah pengingat bahwa kekuatan bangsa ini tidak hanya terletak pada apa yang kita bangun, tetapi pada nilai yang kita rawat bersama. Di tengah tantangan zaman dan ujian kemanusiaan, kebudayaan memberi kita arah, keteguhan, dan harapan," kata Mahendra.

Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) 2025. Foto: Kementerian Kebudayaan
Sebelumnya, AKI 2025 telah dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama digelar pada 25 Agustus 2025 melalui penganugerahan tanda kehormatan dari Presiden kepada 14 pelaku seni budaya.
Tahap kedua dilaksanakan pada 21 Oktober 2025 bertepatan dengan satu tahun kinerja Kementerian Kebudayaan. Penganugerahannya untuk kategori museum, taman budaya, anjungan TMII, perorangan atau lembaga asing, serta pemerintah daerah.
Seluruh rangkaian AKI 2025 dilaksanakan melalui mekanisme seleksi yang berjenjang dan akuntabel, mulai dari sosialisasi, pengusulan oleh pemerintah daerah dan unit pelaksana teknis, hingga penilaian dewan juri yang independen. Penilaian mempertimbangkan rekam jejak, dampak karya, dedikasi jangka panjang, serta kontribusi terhadap ekosistem kebudayaan.
Keberlanjutan AKI juga menjadi basis data strategis kebudayaan nasional, khususnya dalam mendokumentasikan maestro seni tradisi di berbagai daerah. Program ini dilanjutkan dengan pendampingan, fasilitasi ruang apresiasi, serta penguatan regenerasi agar pengetahuan dan keterampilan dapat ditransfer kepada generasi penerus.
Melalui AKI 2025, Kementerian Kebudayaan menegaskan komitmen jangka panjang memajukan kebudayaan seiring penguatan sumber daya manusia. Program ini diharapkan meningkatkan kesadaran publik bahwa menjaga kebudayaan berarti menjaga keberlanjutan identitas, pengetahuan, dan masa depan bangsa.