Ilustrasi bendera Amerika Serikat dan Tiongkok. (Freepik)
Willy Haryono • 14 December 2025 19:45
Washington: Juru bicara Kedutaan Besar Tiongkok di Amerika Serikat, Liu Pengyu, menegaskan bahwa Washington harus terlebih dahulu mengurangi persenjataan nuklirnya sendiri jika ingin menciptakan kondisi bagi perlucutan senjata nuklir global. Pernyataan itu disampaikan Liu kepada kantor berita RIA Novosti, Minggu, 14 Desember 2025.
“Negara dengan persenjataan nuklir terbesar harus dengan setia mematuhi tanggung jawab khusus dan utamanya di bidang perlucutan senjata, mengurangi persenjataan nuklirnya, serta menciptakan kondisi bagi perlucutan senjata nuklir yang lengkap dan komprehensif,” kata Liu.
Dilansir dari Antara, pernyataan tersebut menanggapi klaim Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai adanya pembicaraan antara AS, Rusia, dan Tiongkok terkait denuklirisasi.
Liu menegaskan bahwa Tiongkok menganut strategi nuklir yang bersifat defensif serta kebijakan tidak menggunakan senjata nuklir terlebih dahulu (no first use). Menurutnya, Beijing selalu mempertahankan kemampuan nuklir pada tingkat minimum yang diperlukan untuk menjamin keamanan nasional.
“Tiongkok tidak pernah terlibat dalam perlombaan senjata nuklir dengan negara mana pun,” ujar Liu. Ia menambahkan bahwa persenjataan nuklir Tiongkok dan pendekatan kebijakannya justru berkontribusi pada pemeliharaan perdamaian dan stabilitas global.
Sebelumnya, pada Jumat (12/12), Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dirinya telah melakukan pembicaraan dengan Moskow dan Beijing mengenai isu denuklirisasi. Trump mengklaim bahwa baik Rusia maupun Tiongkok menunjukkan ketertarikan untuk mengurangi persenjataan nuklir mereka.
Baca juga: Trump Soroti Kekuatan Nuklir yang Dimiliki AS, Tak Kalah dari Rusia dan Tiongkok