Presiden AS Donald Trump terus meningkatkan tekanan kepada Presiden Venezuela Nicolas Maduro. (Anadolu Agency)
Tingkatkan Tekanan, Trump Nilai Maduro Sebaiknya Mundur
Muhammad Reyhansyah • 23 December 2025 12:51
Florida: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa mengundurkan diri akan menjadi langkah “cerdas” bagi Presiden Venezuela Nicolas Maduro, di tengah meningkatnya tekanan Washington yang dibarengi pengerahan kekuatan angkatan laut AS untuk menekan akses Venezuela terhadap sumber daya minyaknya.
Menjawab pertanyaan wartawan di kediamannya di Florida mengenai apakah ancaman AS dimaksudkan untuk memaksa Maduro meninggalkan jabatannya setelah 12 tahun berkuasa, Trump menyatakan keputusan tersebut sepenuhnya berada di tangan presiden Venezuela itu.
“Itu tergantung dia, apa yang ingin dia lakukan. Saya pikir akan cerdas jika dia melakukan itu,” kata Trump, seperti dikutip Channel News Asia, Selasa, 23 Desember 2025.
Namun, Trump juga melontarkan peringatan keras. “Jika dia ingin bertindak, jika dia bermain keras, itu akan menjadi kali terakhir dia bisa bermain keras,” ujarnya.
Beberapa jam setelah pernyataan tersebut, Maduro membalas dengan mengatakan Trump akan “lebih baik” jika fokus pada persoalan domestik Amerika Serikat ketimbang melontarkan ancaman terhadap Caracas.
“Dia akan lebih baik jika mengurus masalah ekonomi dan sosial di negaranya sendiri, dan dia akan lebih baik di mata dunia jika mengurusi urusan negaranya,” kata Maduro dalam pidato yang disiarkan televisi pemerintah.
Dukungan Rusia ke Maduro
Di sisi lain, Rusia yang merupakan sekutu utama Venezuela menyatakan “dukungan penuh” terhadap pemerintahan Maduro, di tengah meningkatnya operasi dan ancaman militer Washington terhadap Caracas. Pernyataan Moskow itu disampaikan menjelang pertemuan Dewan Keamanan PBB yang dijadwalkan berlangsung pada Selasa untuk membahas krisis yang kian memburuk.
Dalam percakapan telepon, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan mitranya dari Venezuela, Yvan Gil, mengecam langkah-langkah Amerika Serikat, termasuk serangan terhadap kapal yang dituduh terkait perdagangan narkoba serta penyitaan dua kapal tanker minyak. Seorang pejabat AS mengatakan kepada AFP bahwa satu kapal lainnya masih dalam pengejaran.
“Para menteri menyampaikan keprihatinan mendalam atas eskalasi tindakan Washington di Laut Karibia, yang dapat membawa konsekuensi serius bagi kawasan dan mengancam pelayaran internasional,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia.
Moskow juga menegaskan kembali “dukungan dan solidaritas penuh” kepada kepemimpinan dan rakyat Venezuela dalam situasi saat ini.
AS Perketat Tekanan ke Venezuela
Sejak September, pasukan AS telah melancarkan serangan terhadap kapal-kapal yang diklaim Washington terlibat dalam perdagangan narkoba di Karibia dan Samudra Pasifik timur, meski tanpa menyertakan bukti. Lebih dari 100 orang dilaporkan tewas, sebagian di antaranya nelayan, menurut keterangan keluarga dan pemerintah setempat.
Pada 16 Desember, Trump juga mengumumkan blokade terhadap kapal-kapal minyak “yang dikenai sanksi” yang berlayar menuju dan dari Venezuela. Trump menuduh pemerintah Maduro menggunakan pendapatan minyak untuk mendanai “terorisme narkoba, perdagangan manusia, pembunuhan, dan penculikan.”
Ia juga menuding Venezuela telah mengambil “semua minyak kami,” merujuk pada nasionalisasi sektor perminyakan negara tersebut, seraya mengatakan, “kami ingin itu kembali.”
Caracas menilai langkah-langkah tersebut sebagai upaya perubahan rezim dan menuduh Washington melakukan “pembajakan internasional.”
Isu Venezuela Dibawa ke PBB
Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut Lavrov dan Gil sepakat untuk mengoordinasikan langkah-langkah di panggung internasional, khususnya di PBB. Rusia dan Tiongkok, sekutu lain Venezuela mendukung permintaan Caracas untuk menggelar pertemuan Dewan Keamanan PBB guna membahas apa yang mereka sebut sebagai “agresi berkelanjutan AS.”
Melalui Telegram, Gil mengatakan pembicaraannya dengan Lavrov membahas “agresi dan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional di Karibia,” termasuk serangan terhadap kapal dan tindakan yang disebutnya sebagai pembajakan oleh pemerintah AS.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menepis pernyataan dukungan Moskow terhadap Caracas, dengan mengatakan Washington tidak khawatir akan eskalasi dengan Rusia terkait Venezuela karena Moskow “sedang disibukkan” oleh perang di Ukraina.
Hubungan AS dan Rusia sendiri memburuk dalam beberapa pekan terakhir setelah Trump menyuarakan kekecewaan terhadap Moskow atas belum adanya penyelesaian konflik di Ukraina.
Pada Senin, Gil juga membacakan surat yang ditandatangani Maduro dan ditujukan kepada negara-negara anggota PBB, yang memperingatkan bahwa blokade AS “akan memengaruhi pasokan minyak dan energi” secara global.
Baca juga: Tekanan ke Venezuela Meningkat, AS Intersepsi Tanker Minyak untuk Kali Kedua