Ilustrasi. Medcom.id
Achmad Zulfikar Fazli • 12 November 2024 18:31
Jakarta: Pasangan petahana Edi Damansyah-Rendi Solihin berpotensi kalah di Pemilihan Bupati (Pilbup) Kutai Kartanegara 2024. Berdasarkan hasil sigi Panel Survei Indonesia (PSI) melalui simulasi top of mind, elektabilitas tertinggi ialah Dendi Suryadi-Alif Turiadi dengan 47,6 persen.
"Di urutan kedua pasangan petahana Edi Damansyah-Rendi Solihin di angka 30,2 persen dan di urutan ketiga pasangan independen Awang Yacoub Luthman-Akhmad Jaiz di angka 2,1 persen, dan yang tidak menjawab memberikan pilihan sebanyak 20,1 persen," kata Direktur Eksekutif PSI Mahendra Zaini dalam keterangannya, Selasa, 12 November 2024.
Pada simulasi pertanyaan tertutup jika pilkada digelar hari ini dibantu dengan surat suara, tingkat elektabilitas Dendi Suryadi-Alif Turiadi menguat menjadi 53,7 persen. Sedangkan, petahana Edi Damansyah-Rendi Solihin sebesar 32,6 persen, pasangan independen Awang Yacoub Luthman-Akhmad Jaiz hanya 2,3 persen, dan yang tidak memilih sebanyak 11,4 persen.
Pihaknya juga mencatat tingkat kemantapan pemilih terhadap pilihannya. Sebanyak 80,8 persen responden sangat mantap dan mantap dengan pilihannya saat dan saat hari pencoblosan, serta 15,1 persen belum mantap dan masih akan berubah pilihannya, dan 4,1 persen tidak tahu.
"Rendahnya elektabilitas pasangan petahana Edi Damansyah-Rendi Solihin dikarenakan approval rating dari pasangan petahana di bawah 50 persen," kata Zaini.
Zaini membeberkan 62,8 persen masyarakat Kukar tidak puas dengan kinerja petahana Edi Damansyah selama memimpin Kukar dua periode. Hal ini terkomfirmasi dengan penilaian masyarakat saat dilakukan survei sebanyak 68,8 persen menilai layanan dasar dan aksesibilitas antarwilayah belum tersedia dengan baik.
Kualitas jalan dan jembatan di wilayah permukiman dan akses ke pusat-pusat ekonomi wilayah belum tersedia dengan baik. Kemudian sebanyak 73,8 persen masyarakat Kukar menilai cakupan layanan air bersih dan energi listrik belum sepenuhnya dapat diakses di wilayah-wilayah terpencil, dan 69,3 masyarakat khususnya petani mengeluh di kawasan pertanian.
"Selain itu, terdapat wilayah-wilayah pertanian potensial, belum memiliki tata kelola air yang baik, sebanyak 70,2 persen mengeluh tentang ketersediaan sekolah menengah atas dan sederajat. Sehingga sebanyak 6 ribu siswa yang tidak tertampung di tingkat SMA/sederajat di wilayah Kukar," ujar dia.
Baca Juga:
Formappi: Awasi Politik Uang Jelang Hari Pencoblosan Pilkada Jakarta 2024 |