Ayah Korban Perundungan PPDS Undip Meninggal

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Medcom.id/Elma Rosana

Ayah Korban Perundungan PPDS Undip Meninggal

Fetry Wuryasti • 27 August 2024 11:37

Jakarta: Moh Fakhruri, ayah dari almarhumah dokter Aulia Risma Lestari yang menjadi korban perundungan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, meninggal dunia. Hal ini dibenarkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

"Jadi sebenarnya saya tidak bilang wartawan, saya ke Tegal ketemu ibunya, adiknya, melihat kondisi bapaknya. Saya mendapat semua informasi, whatsapp, chat, dan minta didokumentasikan, agar biar polisi yang menyelidiki," kata Budi Gunadi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 27 Agustus 2024.

Menkes sempat bertemu dengan keluarga almarhumah dokter Aulia untuk melihat kondisi kesehatan ayahnya yang memburuk. Kemudian, Menkes menawarkan mereka dibawa ke RSCM Jakarta.

"Waktu itu pilihannya ke RSUP Dr Kariadi Semarang, tapi kan sedang ada keraguan di keluarga (akibat kasus perundungan). Saya tawarkan di RSCM. Waktu saya pulang, langsung bapaknya dibawa ke RSCM. Mereka sudah ada di RSCM sekitar tiga hari karena memang kondisinya berat. Jadi tadi malam sekitar jam 01.00 WIB wafat," kata Budi Gunadi.
 

Baca Juga: 

Kemenkes Masih Investigasi Pemicu Kematian Mahasiswi PPDS Undip


Menkes sudah bertemu dengan adik almarhumah dokter Aulia, dan mengutarakan bela sungkawa. "Ini adiknya, namanya dokter Nadia, juga seorang dokter di RS Sukabumi, saya sudah ucapkan belasungkawa. Mudah-mudahan diberikan kekuatan dan ketabahan," kata Budi Gunadi.

Menkes mengatakan kondisi kesehatan Moh Fakhruri terus menurun setelah dokter Aulia meninggal dunia. "Dia masuknya ke rumah sakit memang sesudah kematian putrinya. Sudahlah tidak enak kita omonginnya," kata Budi Gunadi.

Dia mengatakan hasil investigasi segera dikeluarkan, dan menjadi ranah kepolisian untuk menerangkannya. Termasuk, terkait isu dokter Aulia terjerat pinjol untuk membayar makanan senior yang merundungnya.

"Itu lebih baik nanti polisi saja," kata Budi Gunadi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)