Pakar komunikasi politik Universitas Airlangga Suko Widodo/Medcom.id/Theo
Theofilus Ifan Sucipto • 28 January 2024 13:05
Jakarta: Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal presiden boleh berkampanye ditelaah. Jokowi dianggap paham kesalahannya sebagai kepala negara dan ingin menutupinya.
"Seolah-olah ini semacam melindungi dari kemungkinan bahwa dianggap itu sesuatu yang salah, maka dari awal lembaran konteksnya sudah dicukupi," kata pakar komunikasi politik Universitas Airlangga Suko Widodo dalam diskusi virtual Crosscheck Metrotvnews.com bertajuk "Di Balik Presiden Boleh Memihak, Siapa Takut 2 Putaran?" Minggu, 28 Januari 2024.
Suko mengatakan pernyataan Jokowi di Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, menggemparkan publik. Sebab, atribusi Jokowi tidak jelas.
"Posisinya sebagai kepala negara, kepala pemerintahan, atau dari partai mana? Standing-nya agak susah," papar dia.
Suko menyebut Jokowi secara organisasi tercatat sebagai kader PDI Perjuangan. Apalagi, PDIP merupakan pengusung Jokowi sejak era menjadi wali kota, gubernur, hingga presiden.
"Apakah (Jokowi) mewakili sosok PDIP? Kalau PDIP, kok dukung orang lain? Kalau (sebagai) kepala negara, suasananya tidak menarik," ujar dia.
Baca: Sinyal Dukungan Jokowi ke Prabowo Masalah Serius |