Serangan Israel di kamp pengungsi Jabalia, Gaza. (Anadolu)
Marcheilla Ariesta • 18 December 2023 08:46
Gaza: Sebanyak 90 orang tewas dan lebih dari 100 lainnya terluka dalam serangan terbaru Israel di kamp pengungsi Jabalia, di Gaza utara. Israel menghantam blok perumahan milik keluarga al-Barsh dan Alwan di kota tersebut.
Perempuan dan anak-anak termasuk di antara korban tewas. Sedangkan puluhan lainnya masih hilang.
Petugas pertolongan pertama dan penduduk setempat sedang mencari korban luka dan diyakini ada lebih banyak mayat yang berada di bawah reruntuhan.
Banyak dari mereka yang terluka, termasuk anak-anak, dibawa ke pusat kesehatan terdekat, yang sudah kewalahan menangani pasien.
Putra Dawoud Shehab, juru bicara kelompok Jihad Islam Palestina, termasuk di antara korban tewas, kata seorang pejabat kelompok tersebut.
“Kami yakin jumlah orang yang tewas di bawah reruntuhan sangat besar, namun tidak ada cara untuk menghilangkan puing-puing dan memulihkan mereka karena intensitas tembakan Israel,” katanya, dilansir dari Al Jazeera, Senin, 18 Desember 2023.
Petugas medis di Deir el-Balah di Gaza tengah mengatakan sedikitnya 12 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya luka-luka, sementara di Rafah di selatan, serangan udara Israel terhadap sebuah rumah menyebabkan sedikitnya empat orang tewas.
Sekitar 19.000 warga Palestina tewas di Gaza sejak 7 Oktober. Israel mengatakan 1.147 orang tewas di wilayahnya pada hari itu.
Sementara itu, Israel juga meningkatkan serangan artileri di Gaza selatan, menghantam kota Khan Younis dan Rafah, tempat sebagian besar pengungsi Palestina berlindung.
Meningkatnya pengeboman di wilayah selatan telah memperburuk situasi kemanusiaan, dengan orang-orang yang kelaparan berebut makanan dan air, lalu mengambil mereka dari truk bantuan karena putus asa.
Israel mengatakan, mereka akan membuka kembali Penyeberangan Karem Abu Salem di timur tetapi tidak jelas apakah pasokan sudah melewati sana.
PBB memperkirakan 1,9 juta orang – sekitar 80 persen populasi Gaza – menjadi pengungsi akibat perang.
“Saya tidak akan terkejut jika orang-orang mulai meninggal karena kelaparan, atau kombinasi dari kelaparan, penyakit, dan lemahnya kekebalan tubuh,” kata Philippe Lazzarini, kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA.