Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pidato di Kongres AS. Foto: The New York Times
Fajar Nugraha • 25 July 2024 04:32
Washington: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberikan pidatonya di hadapan Kongres Amerika Serikat (AS). Dia menekankan pentingnya hubungan dekat antara AS dan Israel dan memperingatkan terhadap antisemitisme dalam pidatonya pada Rabu 24 Juli 2024 waktu setempat.
"Agar kekuatan peradaban menang, Amerika dan Israel harus bersatu," kata Netanyahu di tengah sorak-sorai keras dari anggota parlemen yang hadir, seperti dikutip CNN, Kamis 25 Juli 2024.
"Karena ketika kita bersatu, sesuatu yang sangat sederhana terjadi: Kita menang, mereka kalah,” ucap Netanyahu.
Pidato Netanyahu di Kongres muncul di persimpangan jalan yang krusial bagi perang tersebut. Para pejabat AS telah menyuarakan optimisme tentang prospek kesepakatan yang dapat membebaskan sandera yang ditawan Hamas dan mengakhiri konflik.
Hal itu juga terjadi ketika banyak pihak di kubu kiri semakin tidak puas dengan cara Netanyahu mengobarkan perang, yang telah menewaskan lebih dari 39.000 warga Palestina dan membuat Gaza dilanda bencana kemanusiaan.
Netanyahu memperingatkan tentang antisemitisme dalam sambutannya dan secara luas mengkritik protes terhadap perang di Gaza dan pemerintah Israel, dengan alasan bahwa protes tersebut salah arah.
"Antisemitisme adalah kebencian tertua di dunia," katanya.
"Sama seperti kebohongan jahat yang dilontarkan selama berabad-abad kepada orang-orang Yahudi, kebohongan jahat sekarang dilontarkan kepada negara Yahudi. Fitnah keterlaluan yang menggambarkan Israel sebagai rasis dan genosida dimaksudkan untuk mendelegitimasi Israel, untuk menjelek-jelekkan negara Yahudi dan untuk menjelek-jelekkan orang Yahudi di mana-mana,” kata Netanyahu.
Netanyahu dengan tegas membela hak Israel untuk membela diri dalam sambutannya, dengan mengatakan, "tangan negara Yahudi tidak akan pernah dibelenggu. Israel akan selalu membela dirinya sendiri.”
“Saat kita membela diri di semua lini, saya tahu bahwa Amerika mendukung kita dan saya berterima kasih atas itu – semua pihak,” kata Netanyahu.
Ada momen-momen bipartisan selama pidato tersebut. Dua kali ketika Netanyahu memuji Presiden Joe Biden, kedua belah pihak memberinya tepuk tangan meriah. Ketika Netanyahu mengutuk kekerasan politik, hal itu memicu tepuk tangan meriah lainnya dari kedua belah pihak.