Ahli Gizi Bantah Konsumsi Daging Kucing untuk Obat

Jakarta: Seorang pria di Semarang mengklaim konsumsi daging kucing bisa mengobati diabetes. Ahli gizi RSCM, Fitri Hudayani mengatakan, hal tersebut tidak tepat. Pengobatan diabetes bukan cuma berfokus pada protein hewani, melainkan jenis makanan lainnya. 

“Bukan itu saja yang kita lihat, mungkin nasi dibatasi, makanan-makanan lain, sehingga terkesan mengonsumsi daging kucing gula darahnya jadi normal, tapi sesungguhnya bukan itu penyebabnya,” kata Fitri dalam tayangan Metro TV, yang dikutip Sabtu, 10 Agustus 2024.

Fitri menjelaskan mengomsumsi daging kucing berbahaya bagi kesehatan. Kucing bukan bagian dari hewan ternak pangan yang dikhususkan untuk dikonsumsi, sehingga tidak ada standar-standar yang mengatur keamanan dari daging kucing.
 

Baca: Dinkes Jateng Tegaskan Daging Kucing Bukan Obat Diabetes

“Kita tahu sendiri kucing tu bisa dimana saja, yang pastinya akan beresiko sekali adanya paparan bakteri dan virus,” ucap Fitri.

Fitri menyebut mengonsumsi daging kucing berpotensi tertular penyakit yang ditularkan dari hewan. Bisa karena virus, bakteri atau yang paling berbahaya penyakit rabies.

“Meskipun melalui proses pemasakan, belum tentu menghilangkan resiko dari penyakit yang diakibatkan dari mengonsumsi daging kucing, ” ungkap Fitri.

Sebelumnya pria berinisial NY (64) di Kota Semarang, Jawa Tengah ditetapkan sebagai tersangka atas perbuatannya menganiaya dan memakan daging kucing. NY mengaku telah mengonsumsi kucing selama tiga tahun lalu.

Dari pengakuannya, NY memukul kucing yang sedang tidur menggunakan gagang sabit, setelah itu memotong dan merebus daging kucing tersebut sebelum dimakan dimakan.

Atas perbuatannya, pelaku dijerat Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, atau Pasal 302 KUHP tentang penganiayaan terhadap hewan.