Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Kemenlu RI Abdul Kadir Jaelani (tengah). (Marcheilla Ariesta)
Marcheilla Ariesta • 20 September 2024 15:00
Jakarta: Indonesia tidak akan pernah lelah untuk menyerukan gencatan senjata di Gaza. Hal ini ditegaskan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI, Abdul Kadir Jaelani.
“Memang Pemerintah Indonesia secara dekat mengikuti perkembangannya dengan penuh keprihatinan karena eskalasi terus meningkat, terutama seiring dengan semakin meningkatnya serangan Israel ke Lebanon yang menimbulkan banyak korban,” kata Kadir kepada awak media di Jakarta, Jumat, 20 September 2024.
Ia menegaskan, posisi Indonesia tetap konsisten dalam hal ini. “Kita mengharapkan segala bentuk eskalasi kekerasan harus dihentikan,” tegasnya.
“Dan kemudian kedua, kita juga mengharapkan Israel harus mematuhi dengan semua ketentuan-ketentuan hukum internasional,terutama ketentuan tentang hukum humaniter,” sambung Kadir.
Mantan Dubes RI untuk Kanada itu menegaskan yang lebih penting lagi adalah bagaimana menghentikan kekerasan di Gaza.
“Karena kita melihat bahwa kekerasan di Gaza itu merupakan root causes of the problem. Dan untuk itu kita juga mendorong bagaimana upaya kenjatan senjata dapat terwujud,” seru Kadir.
Menurutnya, mengetahui bahwa upaya untuk mewujudkan kenjatan senjata tersebut tidak mudah untuk dilakukan.
“Perjalanan masih terlampau jauh. Tapi kita terus tidak pernah lelah untuk mendorong agar gencatan senjata dapat diwujudkan,” ucap Kadir.
Selain genjatan senjata, katanya, Indonesia juga tetap mengharapkan bantuan kemanusiaan dapat disalurkan.
“Karena kita ketahui bahwa memberikan bantuan kemanusiaan di penduduk Palestina di Gaza itu bukan suatu tantangan tersendiri. Dan kita mengharapkan ada akses yang lebih luas,” serunya.
Dan yang terakhir, seru Kadir, yang lebih penting lagi adalah dapat mewujudkan perdamaian yang lebih abadi di Timur Tengah.
“Dan hal ini hanya dapat terwujud apabila two-state solution dapat dicapai,” pungkasnya.
Baca juga: Genosida di Gaza dan Perang Ukraina Jadi Fokus Utama Sidang Umum PBB