Presiden Joko Widodo akan membacakan nota keuangan pada 16 Agustus 2023. Foto: dok BPMI Setpres.
Ade Hapsari Lestarini • 16 August 2023 08:06
Jakarta: Menjelang Hari Kemerdekaan, 17 Agustus, nota keuangan selalu dibacakan oleh Presiden RI di Gedung DPR/MPR. Anda pastinya sering mendengar soal nota keuangan.
Pengertian nota keuangan?
Nota keuangan adalah Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (
RAPBN) yang dijelaskan secara rinci. RAPBN mengandung seluruh anggaran satu tahun ke depan agar dalam perjalanannya semua perencanaan bisa direalisasikan.
Nota keuangan menjadi informasi yang selalu ditunggu masyarakat, karena di dalamnya tersedia seluruh rencana pengeluaran yang akan memperlihatkan kinerja pemerintah selama satu tahun mendatang.
Melansir laman
linebank, Rabu, 16 Agustus 2023, keberadaan RAPBN sebagai tujuan dalam pekerjaan pemerintah selama satu tahun. Perencanaan nota keuangan secara umum dibuat berdasarkan realisasi APBN tahun sebelumnya sebagai bahan evaluasi yang tepat.
Setiap RAPBN yang dibuat diharapkan bisa bermanfaat bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Contohnya seperti pembuatan jalan tol, perbaikan jalan dan fasilitas umum, serta aspek-aspek lainnya.
Baca juga: Ini Manfaat APBN bagi Keuangan Negara
Manfaat nota keuangan
Keberadaan nota keuangan tentunya memberikan manfaat bagi kinerja pemerintahan. Adanya nota keuangan yang terus dibacakan setiap tahunnya oleh Presiden menciptakan efisiensi dalam pekerjaan sehari-hari.
Tidak hanya itu, nota keuangan memiliki manfaat yang berguna bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Anda bisa melihat berbagai manfaatnya di bawah ini.
1. Penyesuaian terhadap pemulihan ekonomi
Nota keuangan menunjukkan kepada masyarakat pekerjaan yang telah dilakukan oleh pemerintahan selama satu tahun. Itu berarti baik atau tidaknya perekonomian negara Indonesia dapat dilihat dari nota tersebut.
Biasanya presiden juga akan menjelaskan tujuan dibuatnya setiap anggaran supaya seluruh pihak berkepentingan -termasuk masyarakat- dapat memahami rencana ke depan.
Dalam RAPBN 2023 yang sudah dibacakan oleh Jokowi, keuangan disebutkan akan berfokus mendorong peningkatan produktivitas untuk transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
2. Efisiensi pembelanjaan negara
Pembelanjaan negara pada 2023 dijelaskan mengalami penurunan alias defisit supaya setiap anggaran yang ada bisa digunakan sebaik mungkin sesuai yang telah direncanakan. Defisitnya diperkirakan akan mencapai 2,85 PDB yang sesuai dengan amanat UU No.2/2020.
Penyusunan RAPBN 2023 yang didasarkan pada data APBN 2022 dan audit LKPP 2019-2021 berusaha membuat semua rencana pengeluaran jauh lebih efisien. Di samping itu RAPBN tersebut diharapkan dapat berhasil menyasar kelompok-kelompok masyarakat yang membutuhkan.
3. Manajemen nota keuangan negara
Kemudian ada manajemen keuangan negara yang terdiri dari data pendapatan negara dan perencanaan anggaran untuk tahun mendatang.
Baca juga: MPR Siap Gelar Sidang Tahunan MPR RI di 16 Agustus 2023
Langkah manajemen nota keuangan
Manajemen nota keuangan 2023 yang disampaikan oleh Jokowi pada 16 Agustus 2023 terdiri atas perencanaan anggaran yaitu RAPBN serta pendapatan negara secara mendalam.
Selain itu semuanya disusun rapi dalam bab-bab tertentu untuk memberikan gambaran lengkap kepada seluruh masyarakat. Terakhir, nota keuangan dibuat sesuai jadwal yang telah ditentukan setiap tahunnya.
1. RAPBN dan pendapatan negara
Nota keuangan yang disusun setiap tahunnya akan mengandung seluruh informasi penting terkait pendapatan negara yang telah didapatkan melalui pajak. Tidak hanya pajak dalam negeri tetapi juga pajak internasional.
Seluruh pajak yang sudah diterima oleh pemerintah dijelaskan secara rinci dalam undang-undang agar setiap orang bisa mengetahui berapa banyak uang yang dimiliki negara. Nantinya pendapatan negara tersebut akan dialokasikan ke berbagai aspek kehidupan bernegara seperti pendidikan, sosial, pembangunan, dan lain sebagainya.
2. Pembagian bab sesuai topik
Pendataan keuangan negara Indonesia tidak sesederhana yang dibayangkan. Bayangkan berapa banyak data pajak yang harus dikumpulkan dan dirapikan. Tentu bukan pekerjaan mudah yang memakan waktu sebentar.
Setiap divisi yang berhubungan memiliki tugasnya masing-masing untuk mengumpulkan data. Sebagai contoh, saat mengangkat masalah ekonomi makro maka Badan Kebijakan Fiskal yang akan melakukannya. Ketika berhubungan dengan belanja negara maka seluruh anggaran akan disusun oleh Direktorat Jenderal Anggaran.
3. Penjadwalan pembuatan
Seperti yang sudah disebutkan, penyusunan data memakan waktu cukup lama. Menyusun nota keuangan negara tidak bisa hanya satu malam layaknya proyek candi Roro Jonggrang. Itu sebabnya pemerintah menjadwalkan penyusunan mulai dari Juni hingga Agustus supaya presiden dapat membacakannya pada tanggal yang sudah ditetapkan.
Nota keuangan adalah suatu dokumen penting negara yang penyusunannya memakan waktu cukup lama. Selain semua informasi pendapatan negara dan RAPBN, tercantum juga semua rencana pemerintah untuk menciptakan pengembangan dan kemajuan yang lebih baik lagi dari tahun-tahun sebelumnya.