Lebih dari empat juta milisi pemerintah Venezuela siap menghadapi armada AS di Karibia. (Anadolu Agency)
Muhammad Reyhansyah • 26 August 2025 12:38
Caracas: Ribuan pendukung pemerintah Venezuela mendaftarkan diri ke program milisi pada akhir pekan lalu, menindaklanjuti perintah Presiden Nicolás Maduro untuk memobilisasi 4,5 juta personel sebagai respons atas pengerahan kapal perang Amerika Serikat (AS) ke Karibia.
Maduro menyebut langkah Washington sebagai “provokasi yang tidak dapat diterima,” dan ia pun menyerukan rakyat untuk siap membela kedaulatan negara.
“Kami akan mempertahankan laut, langit, dan tanah kami dari setiap bentuk agresi,” tegas Maduro, seperti dikutip Anadolu Agency, Selasa, 26 Agustus 2025.
Pemerintah AS di bawah Presiden Donald Trump mengonfirmasi pengiriman armada yang mencakup tiga kapal perusak berpeluru kendali, satu skuadron amfibi, lebih dari 4.500 pelaut, serta sekitar 22.000 marinir.
Pentagon menyatakan tujuan utama operasi ini adalah memberantas kartel narkoba di kawasan. Namun, pengerahan armada tersebut berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan antara Washington dan Caracas.
Departemen Kehakiman AS baru-baru ini melipatgandakan hadiah menjadi USD50 juta atau sekitar Rp813 miliar bagi siapa pun yang memberikan informasi yang bisa membawa pada penangkapan Maduro, yang dituduh sebagai salah satu pengedar narkoba terbesar di dunia.
Sementara oposisi Venezuela menilai dukungan militer terhadap Maduro melemah. Tokoh oposisi María Corina Machado menyebut hanya sedikit perwira tinggi yang masih mendukung rezim saat ini.
Di sisi lain, sejumlah pemerintahan Karibia memberikan pandangan mereka. Pemerintah Trinidad dan Tobago menyatakan dukungan penuh terhadap kehadiran militer AS untuk memberantas jaringan narkotika.
“Namun bila rezim Maduro melancarkan serangan terhadap rakyat Guyana atau mencoba menginvasi wilayah Guyana, dan Amerika meminta akses ke wilayah kami untuk membela Guyana, maka pemerintah saya akan memberikannya tanpa ragu,” ujar Perdana Menteri Kamla Persad-Bissessar.
Guyana, yang tengah bersengketa dengan Venezuela mengenai wilayah kaya minyak Essequibo, menegaskan siap bekerja sama dengan mitra bilateral maupun inisiatif internasional guna membongkar jaringan kriminal serta menjaga keamanan kawasan.
Baca juga: Trump Kenakan Tarif 25 Persen bagi Negara yang Beli Migas dari Venezuela