Legislator NasDem Desak Pemerintah Stabilkan Pasokan Kelapa Dalam Negeri

Jakarta: Anggota Komisi IV DPR Cindy Monica menyoroti fenomena kenaikan harga kelapa yang kian meroket akibat tingginya permintaan ekspor. Ia menilai situasi itu berpotensi merugikan konsumen dalam negeri dan memengaruhi kelangsungan industri domestik, terutama sektor yang bergantung pada kelapa seperti industri santan.

Menurut Cindy, kenaikan harga ekspor kelapa yang signifikan telah mendorong banyak pelaku usaha untuk lebih memilih pasar internasional. Seiring dengan meningkatnya permintaan ekspor, pasokan kelapa di pasar domestik semakin menipis. 

"Ini menyebabkan lonjakan harga yang berdampak langsung pada harga bahan baku, yang berujung pada peningkatan harga produk olahan kelapa," ungkap Cindy dalam keterangannya, Senin, 21 April 2025.

Legislator NasDem dari Dapil Sumatra Barat itu mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi itu. Khususnya, terkait dengan nasib perusahaan yang mengandalkan kelapa untuk produksi dalam negeri.
 

Baca juga: Partai NasDem Ingin Ciptakan Generasi Muda Melek Politik

Salah satu contohnya adalah perusahaan ekspor santan di Sumatra Barat (Sumbar) yang terancam melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 300 karyawan. 

Cindy mengingatkan pentingnya langkah cepat dari pemerintah untuk menstabilkan pasokan kelapa di pasar domestik. Jika tidak, hal itu berisiko menambah angka pengangguran dan berdampak negatif pada perekonomian lokal.

Cindy mengaku memahami ekspor memiliki peran penting dalam meningkatkan perekonomian negara. Namun, dalam kondisi saat ini, kebijakan ekspor harus diimbangi dengan upaya menjaga ketersediaan bahan baku di dalam negeri. 

"Kita harus mencari solusi yang adil untuk menghindari dampak buruk bagi sektor industri dalam negeri dan pekerja yang terancam kehilangan mata pencaharian," ujar Cindy. 

Cindy mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah-langkah strategis guna menstabilkan pasokan kelapa, salah satunya dengan mendorong program peningkatan produksi kelapa di dalam negeri. Selain itu, ia meminta dilakukan pemantauan lebih ketat terhadap kebijakan ekspor yang tidak hanya menguntungkan luar negeri, tetapi juga memperhatikan keberlanjutan industri domestik.

"Kita tidak bisa membiarkan lonjakan harga kelapa ini menghancurkan industri yang telah lama bertahan dan memberikan lapangan pekerjaan bagi banyak orang. Pemerintah harus segera bertindak untuk mengatasi ketidakseimbangan pasokan," tegasnya.

Cindy berharap dengan adanya upaya yang tepat dari pemerintah, kondisi itu bisa segera teratasi. Kemudian, keseimbangan antara ekspor dan kebutuhan domestik dapat tercapai demi kesejahteraan rakyat dan kelangsungan usaha dalam negeri.