Subpangkalan elpiji 3 kilogram (kg). Foto: dok Pertamina.
Sragen: Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta ibu rumah tangga di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, beberapa hari terakhir kesulitan mendapat gas elpiji 3 kg di pengecer dan pangkalan.
"Sudah tiga hari terakhir ini sulit mendapatkan elpiji 3 kg di pengecer. Harus berburu karena selalu mendapatkan jawaban gas habis. Dan ketika bisa menemukan, harganya di atas Rp23 ribu atau di atas HET Rp18.000," keluh Hari, pedagang Tahu Kupat dan Mie Ayam di Sangiran, Kalijambe, Sragen, Rabu, 6 Agustus 2025.
Ibu rumah tangga di sejumlah kecamatan di Kabupaten Sragen juga mengaku dibuat pusing atas menghilangnya gas tabung melon ini. Situasinya hampir mirip dengan kelangkaan elpiji 3 kg yang terjadi pada Februari 2025.
Pencarian di tingkat pengecer dan pangkalan resmi selama beberapa hari terakhir, keberadaan elpiji 3 kg seperti barang mewah. Selain sulit, harga gila gilaan ketima bisa ditemukan, jauh diatas HET yang ditetapkan pemerintah.
Saat ini di Bumi Sukowati ada 24 agen yang mensuplai elpiji 3 kg ke 1666 pangkalan, yang kemudian mendistribusikann kepada para pengecer, sebelum dibeli masyarakat kecil dan pelaku UMKM. Banyak pangkalan memasang pengumuman jika gas elpiji 3 kg habis.
Pantauan di lokasi kelangkaan terasa hampir merata di berbagai wilayah kecamatan di Sragen. Kelangkaan sudah sangat dikeluhkan sementara Pemkab Sragen maupun diminta cepat menberikan solusi.
Masyarakat menduga, kelangkaan gas ini memunculkan spekulasi adanya permainan di tingkat distribusi. Sempat beredar isu bahwa gas untuk wilayah Sragen dialihkan ke daerah lain.
Pihak Hiswanamigas Solo belum bisa dikonfirmasi. Salah satu pengurus, Budi Prasetyo ketika dikonfirmasi belum bisa menjawab dengan alasan sedang sakit.