Utusan Trump Tiba di Moskow Jelang Deadline Sanksi AS terhadap Rusia

Utusan Khusus Donald Trump, Steve Witkoff. (EPA-EFE)

Utusan Trump Tiba di Moskow Jelang Deadline Sanksi AS terhadap Rusia

Willy Haryono • 6 August 2025 12:43

Moskow: Utusan khusus presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Steve Witkoff, mendarat di Moskow, Rusia pada Rabu, 6 Agustus 2025, dan disambut oleh utusan investasi Rusia, Kirill Dmitriev, menurut seorang sumber kepada Reuters.

Kunjungan ini berlangsung di tengah spekulasi bahwa Witkoff dapat bertemu langsung dengan Presiden Vladimir Putin, hanya beberapa hari sebelum tenggat waktu (deadline) sanksi yang dilayangkan Trump terhadap Rusia.

Trump sebelumnya memperingatkan bahwa Rusia akan menghadapi sanksi tambahan jika tidak menyepakati gencatan senjata dalam perang Ukraina sebelum hari Jumat. Langkah itu mencakup tarif tinggi terhadap negara-negara yang membeli minyak Rusia, termasuk India dan Tiongkok, dua pembeli terbesar.

Melansir dari France 24, sumber Rusia yang terlibat dalam penyusunan kunjungan ini tidak mengonfirmasi siapa saja yang akan ditemui Witkoff di Moskow. Namun, sumber lain di Washington mengatakan kepada Reuters bahwa Witkoff dijadwalkan bertemu dengan para pejabat tinggi Rusia pada Rabu, dan pihak Kremlin sebelumnya menyatakan tidak menutup kemungkinan adanya pertemuan dengan Putin.

Meski begitu, sejumlah analis skeptis bahwa kunjungan Witkoff akan menghasilkan terobosan berarti. Tiga sumber dekat Kremlin mengatakan Putin tidak mungkin tunduk pada ultimatum AS, karena ia meyakini Rusia sedang unggul dalam perang dan tujuan militernya lebih penting dibanding memperbaiki hubungan dengan Washington.

"Ini adalah upaya diplomatik terakhir untuk menyelamatkan muka kedua belah pihak. Tapi saya ragu akan tercapai kompromi," ujar Gerhard Mangott, analis Austria yang tergabung dalam forum akademisi dan jurnalis Barat yang rutin berdialog dengan Putin.

Perang Rusia-Ukraina

Mangott menambahkan bahwa Rusia mungkin menyatakan bersedia melakukan gencatan senjata, namun hanya berdasarkan syarat-syarat yang telah mereka tetapkan sejak dua hingga tiga tahun terakhir. Di sisi lain, Trump diyakini akan menghadapi tekanan besar untuk menepati janjinya menjatuhkan tarif terhadap negara-negara yang masih membeli energi dari Rusia.

Menurut sumber-sumber Rusia, Putin meragukan efektivitas sanksi tambahan AS setelah lebih dari tiga tahun perang dan berbagai gelombang hukuman ekonomi. Meski demikian, ia tidak ingin terlalu memusuhi Trump, sadar bahwa kesempatan untuk memperbaiki hubungan dengan Barat bisa terlewatkan.

Witkoff, seorang miliarder properti yang bergabung dalam tim Trump pada Januari lalu tanpa pengalaman diplomatik, telah beberapa kali bertemu langsung dengan Putin. Pada kunjungan terakhirnya di bulan April, Witkoff bahkan hadir tanpa didampingi diplomat atau staf—terlihat duduk sendirian berhadapan dengan Putin dan pejabat tinggi Kremlin lainnya.

Kritikus di Washington menilai Witkoff tidak memiliki pengalaman yang memadai dan terlalu condong pada narasi Kremlin. Dalam wawancara dengan Tucker Carlson pada Maret lalu, ia menyebut gagasan bahwa Rusia ingin menguasai Ukraina sebagai sesuatu yang "mengada-ada", dan menolak anggapan bahwa Putin ingin menginvasi Eropa.

Pernyataan ini bertolak belakang dengan sikap Ukraina dan para sekutunya di Eropa, yang menilai ambisi militer Rusia masih menjadi ancaman nyata. Putin sendiri membantah niat memperluas konflik ke wilayah NATO, dan menyebut tuduhan semacam itu sebagai bentuk "Russophobia.”

Baca juga:  Putin Ragu Ultimatum Trump untuk Mengakhiri Perang

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)