Direktur Utama IDSurvey Arisudono Soerono. Foto: dok IDSurvey.
Husen Miftahudin • 9 January 2025 11:00
Jakarta: IDSurvey sebagai Holding BUMN Jasa Survei menargetkan masuk ke dalam Top 20 Global TIC Company pada 2029. Tahun ini, menjadi tahun pertama dari perjalanan IDSurvey untuk menggapai cita-cita tersebut.
"Kita sudah memasuki tahun baru, 2025, tahun yang akan menjadi fondasi bagi pertumbuhan IDSurvey yang kita cintai ini," ucap Direktur Utama IDSurvey Arisudono Soerono dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, 9 Januari 2025.
Arisudono menekankan, target laba perusahaan juga ditargetkan naik dua kali lipat dalam lima tahun ke depan. Target yang ditetapkan ini dapat dicapai dengan transformasi IDSurvey, dimana terdapat 45 inisiatif transformasi yang wajib dilaksanakan oleh seluruh entitas.
"Target ini sebenarnya bisa dilakukan, karena sudah terbukti pada 2021 dimana laba konsolidasi kita dalam waktu tiga tahun naik dua kali lipat, pertumbuhan pendapatan IDSurvey 1,33 kali lipat dan pertumbuhan EBITDA 1,6, sehingga perkembangan ini sangat membanggakan," tutur dia.
Arisudono, yang juga merupakan Direktur Utama PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) mengungkapkan, mencapai cita-cita bersama menjadi Top 20 Global TIC diperlukan transformasi di seluruh IDSurvey, dan dimulai pada tahun ini.
"Mudahnya, kalau dulu kita ke customer nya sendiri-sendiri dan enggak terkoordinasi, sekarang kita mau ada sinerginya. Kalau dulu kita cuma mikir pasar yang kita punya sekarang mineral, batu bara, klas, ke depan kita mau ekspansi ke pasar-pasar yang selama ini kita jarang lirik karena kita sibuk sama pasar yang sekarang aja," papar dia.
(Town Hall bersama seluruh entitas IDSurvey. Foto: dok IDSurvey)
Ada 45 inisiatif yang akan dikerjakan dalam lima tahun, dan 27 di antaranya akan dimulai di 2025. Dari 27 inisiatif itu, inisiatif adalah kelanjutan dari program yang selama ini sudah dilakukan.
Contohnya proses menuju single ERP, proses menuju keanggotaan IACS, proses kemandirian bisnis komersial BKI, proses shared services, pengembangan bisnis hijau, penyiapan bisnis geospasial dan lainnya.
"Jadi yang benar-benar baru cuma enggak terlalu banyak. Sebagian besar adalah melanjutkan apa yang selama ini sudah kita rintis. Untuk itu ada struktur baru di holding, yaitu Deputi Direktur Transformasi yang bertugas mengawal transformasi sesuai dengan RJPP tersebut," jelas Arisudono.
"Di 2025 ini, mengapa ini begitu penting untuk kita pahami bersama? Karena tantangan awal dalam transformasi adalah bagaimana bisa menghadapi tantangan transformasi ini sama-sama," ucap dia menambahkan.
Baca juga: Berbenah Bandara Hemat Rp13 Triliun, Erick Thohir: Indonesia Mampu Saingi Malaysia dan Singapura |