Ilustrasi pers. Medcom.id
Riza Aslam Khaeron • 25 February 2025 13:42
Jakarta: Pemangkasan anggaran yang diterapkan pemerintah diperkirakan akan berdampak signifikan pada industri media di Indonesia. Dengan berkurangnya anggaran belanja iklan di media, kondisi finansial perusahaan pers yang sudah menghadapi berbagai tantangan, seperti persaingan dengan platform digital dan disrupsi teknologi, semakin sulit.
Mengutip laman Universitas Gajah Mada (UGM) pada Selasa, 25 Februari 2025, Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu menyatakan bahwa industri media saat ini tengah mengalami tekanan besar. Sepanjang 2023-2024, lebih dari 1.200 karyawan, termasuk jurnalis, kehilangan pekerjaan. Beberapa media cetak besar juga harus menghentikan operasionalnya akibat kesulitan keuangan.
Selain itu, media konvensional tidak lagi menjadi sumber utama bagi masyarakat dalam mengakses berita. Sekitar 75 persen belanja iklan nasional kini dialihkan ke platform digital global dan media sosial. Perkembangan kecerdasan buatan (AI) juga menjadi tantangan baru bagi industri pers.
“Media lokal yang selama ini bergantung pada iklan pemerintah daerah akan menghadapi situasi yang sangat sulit,” ujar pengamat jurnalisme dan media dari Ilmu Komunikasi Fisipol UGM, Dr. Wisnu Martha Adiputra, S.I.P., M.Si.
Namun, Wisnu berpendapat bahwa ketergantungan media pada dana iklan pemerintah berisiko terhadap independensi jurnalistik.
Baca Juga: Efisiensi Anggaran Dikhawatirkan Kurangi Mutu Pendidikan karena Pemangkasan Belanja Akademik dan Riset |