Ilustrasi, wisatawan mengunjungi Bandara Jewel Changi di Singapura. Foto Then Chih Wey/Xinhua.
Singapura: Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI)
Singapura melaporkan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,3 persen
year on year (yoy) pada kuartal kedua 2025, meningkat dari pertumbuhan 4,1 persen yang dicapai pada kuartal pertama tahun yang sama. Namun, kementerian tetap mewaspadai adanya ketidakpastian yang signifikan dan risiko penurunan di paruh kedua tahun ini.
Perkiraan awal Produk Domestik Bruto (PDB) ini terutama didasarkan pada data yang dikumpulkan selama dua bulan pertama kuartal tersebut. Pada basis kuartal ke kuartal yang disesuaikan secara musiman, ekonomi Singapura tumbuh 1,4 persen pada kuartal kedua, membalikkan kontraksi 0,5 persen yang terjadi pada tiga bulan pertama 2025.
Pertumbuhan sektor-sektor ekonomi
Sektor manufaktur menunjukkan kinerja yang kuat dengan pertumbuhan 5,5 persen (yoy) pada kuartal kedua, meningkat dari 4,4 persen di kuartal sebelumnya.
"Pertumbuhan didorong oleh perluasan produksi di semua kluster, kecuali kluster kimia dan manufaktur umum," jelas MTI dalam pernyataannya, dikutip dari
Channel News Asia, Senin, 14 Juli 2025. Secara kuartalan, sektor ini tumbuh 0,1 persen, pulih dari kontraksi 5,5 persen di kuartal pertama.
Sektor konstruksi tumbuh 4,9 persen (yoy), sedikit melambat dari 5,1 persen di kuartal sebelumnya. Peningkatan output konstruksi sektor publik menjadi pendorong utama pertumbuhan ini.
Sementara itu, sektor jasa yang terdiri dari perdagangan grosir dan eceran serta transportasi dan penyimpanan tumbuh 4,8 persen, didorong oleh aktivitas transportasi air dan permintaan mesin serta peralatan.
"Segmen-segmen ini sebagian didorong oleh aktivitas percepatan di wilayah tersebut menjelang berakhirnya penangguhan tarif timbal balik AS selama 90 hari," jelas MTI.
(Ilustrasi, Patung Merlion dan gemerlap Singapura saat malam hari. Foto: Unsplash)
Ancaman tarif Trump
MTI telah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Singapura untuk sepanjang 2025 menjadi nol hingga dua persen, turun dari perkiraan sebelumnya satu sampai tiga persen. Revisi ini terutama menyusul dampak kebijakan
tarif yang diberlakukan oleh pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Minggu lalu, pemerintah AS mulai mengirimkan surat pemberitahuan tarif ke beberapa negara, dengan tarif yang lebih tinggi akan berlaku mulai 1 Agustus 2025.
Untuk mengantisipasi dampak ini, Tim Tugas Ekonomi Singapura yang dibentuk khusus akan meluncurkan paket hibah untuk perusahaan pada Oktober 2025. Langkah ini bertujuan membantu bisnis lokal menghadapi tantangan yang mungkin timbul dari kebijakan perdagangan AS yang lebih ketat.
Meskipun menunjukkan pertumbuhan yang stabil, MTI menekankan bahwa perkiraan awal ini masih dapat mengalami revisi ketika data tambahan tersedia, terutama dalam menghadapi ketidakpastian global yang terus berlanjut. (
Muhammad Adyatma Damardjati)