Gairah Industri Manufaktur Bikin Ekonomi Singapura Melejit

Ilustrasi. Patung Merlion, ikon wisata di Singapura. Foto: Pexels.

Gairah Industri Manufaktur Bikin Ekonomi Singapura Melejit

Husen Miftahudin • 14 July 2025 09:15

Jakarta: Perekonomian Singapura tumbuh lebih besar dari yang diharapkan pada kuartal kedua 2025 di tengah ketahanan manufaktur dan ekspor elektronik, meskipun ada ketidakpastian ekonomi global terkait ancaman tarif impor oleh Amerika Serikat (AS).
 
Mengutip Investing.com, Senin, 14 Juli 2025, Produk Domestik Bruto (PDB) Singapura pada kuartal II-2025 naik 4,3 persen secara tahun ke tahun (yoy), lebih tinggi dari ekspektasi sebesar 3,5 persen dan tumbuh dari 3,9 persen yang terlihat pada kuartal sebelumnya.
 
Data Kementerian Perdagangan dan Industri juga menunjukkan, PDB Singapura tumbuh 1,4 persen secara kuartalan (qtq), pulih dari kontraksi 0,5 persen yang tercatat pada kuartal I-2025. Pertumbuhan ini juga jauh lebih tinggi dari ekspektasi kenaikan 0,7 persen.
 

Baca juga: Ekonomi Singapura Bangkit, PDB Kuartal Kedua Tumbuh 4,3%


(Ilustrasi, Patung Merlion dan gemerlap Singapura saat malam hari. Foto: Unsplash)
 

Ditopang gairah industri manufaktur

 
Industri manufaktur memimpin pertumbuhan karena pabrik-pabrik meningkatkan produksi di sebagian besar segmen. Sementara aktivitas konstruksi tetap kuat berkat proyek-proyek sektor publik.
 
Layanan terkait perdagangan meningkat pesat karena bisnis mempercepat pengiriman menjelang potensi perubahan tarif AS, sementara pengecer juga melihat penjualan yang lebih kuat.
 
"Data aktivitas Singapura terkini, termasuk produksi industri dan ekspor elektronik, lebih baik dari ekspektasi kami mengingat meredanya ketidakpastian terkait tarif," ujar analis ING dalam sebuah catatan sebelum rilis data tersebut.
 
Industri terkait pariwisata mendapat dorongan dari kembalinya wisatawan internasional, membantu mengimbangi pertumbuhan yang lebih lambat dalam beberapa layanan profesional.
 
"Ke depannya, masih terdapat ketidakpastian dan risiko penurunan yang signifikan dalam perekonomian global pada paruh kedua 2025 mengingat kurangnya kejelasan mengenai kebijakan tarif AS," kata Kemendag Singapura dalam sebuah pernyataan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)