Ilustrasi ekonomi Amerika Serikat. Foto: Freepik.
Husen Miftahudin • 4 March 2025 12:36
Jakarta: Kekhawatiran telah meningkat seputar kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) dalam beberapa pekan terakhir, terutama karena investor berusaha mengukur dampak relatif dari kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump terhadap pertumbuhan.
Mengutip Investing.com, Selasa, 4 Maret 2025, Trump telah meluncurkan serangkaian ancaman perdagangan pada bulan-bulan awal masa jabatan keduanya di Gedung Putih, menyerukan pungutan terhadap Kanada dan Meksiko.
Impor dari Tiongkok, eksportir terbesar di dunia, juga telah terkena biaya tambahan baru. Sementara Uni Eropa telah dipilih oleh Trump karena dianggap melakukan praktik perdagangan yang tidak adil.
Tarif juga telah diberlakukan untuk barang-barang seperti aluminium dan baja. Trump pun telah memerintahkan stafnya untuk menyelidiki kemungkinan pungutan resiprokal.
Ketidakpastian kemudian menjadi kata yang sering digunakan, terutama karena para ekonom memperingatkan upaya Trump untuk mengacaukan perdagangan global juga dapat meningkatkan tekanan inflasi.
Federal Reserve bahkan telah mendorong jeda pada siklus pelonggaran kebijakan karena prospek yang suram, dengan mengatakan mereka akan mengambil pendekatan menunggu dan melihat untuk setiap potensi pengurangan biaya pinjaman di masa depan.
Baca juga: Trump Pastikan Terapkan Tarif 25% untuk Impor dari Kanada-Meksiko Mulai 4 Maret |