Korban Tewas Gempa Myanmar Jadi 3.354 Orang, 4.850 Luka 220 Hilang

Petugas mengevakuasi korban dari area terdampak gempa bumi di Myanmar. (Anadolu Agency)

Korban Tewas Gempa Myanmar Jadi 3.354 Orang, 4.850 Luka 220 Hilang

Willy Haryono • 5 April 2025 12:32

Mandalay: Jumlah korban tewas gempa bumi dahsyat di Myanmar telah bertambah menjadi 3.354 orang, dengan 4.850 lainnya terluka dan 220 hilang, kata media pemerintah.

Mengutip dari rnz.co.nz, Sabtu, 5 April 2025, pembaruan data kematian disampaikan di saat kepala bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berkunjung ke Myanmar memuji kelompok-kelompok kemanusiaan dan masyarakat atas respons bantuan.

Pemimpin junta militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing, kembali ke ibu kota Naypyidaw setelah perjalanan luar negeri dalam menghadiri pertemuan puncak negara-negara Asia Selatan dan Tenggara di Bangkok, di mana ia juga bertemu secara terpisah dengan para pemimpin Thailand, Nepal, Bhutan, Sri Lanka, dan India.

Min Aung Hlaing menegaskan kembali kepada Perdana Menteri India Narendra Modi rencana junta untuk mengadakan pemilihan umum yang "bebas dan adil" di bulan Desember, kata media pemerintah Myanmar.

Modi menyerukan agar gencatan senjata pascagempa dalam perang saudara Myanmar dibuat permanen, dan mengatakan pemilu harus "inklusif dan kredibel,” kata juru bicara urusan luar negeri India.

Para kritikus mencemooh rencana pemilu Myanmar sebagai tipu daya untuk mempertahankan kekuasaan para jenderal melalui perwakilan.

Sejak menggulingkan pemerintahan sipil terpilih dari peraih Nobel Aung San Suu Kyi di tahun 2021, militer Myanmar telah berjuang keras untuk menjalankan negara, yang berujung pada merosotnya perekonomian dan berbagai layanan dasar, termasuk kesehatan. Situasi ini diperburuk terjadinya gempa pada 28 Maret.

Perang saudara yang terjadi setelah kudeta Myanmar telah menyebabkan lebih dari 3 juta warga mengungsi, dengan kerawanan pangan yang meluas dan lebih dari sepertiga penduduk membutuhkan bantuan kemanusiaan, kata PBB.

Kepala bantuan PBB Tom Fletcher menghabiskan Jumat malam di kota terbesar kedua Myanmar, Mandalay, dekat episentrum gempa, dengan menuliskan di X bahwa kelompok-kelompok kemanusiaan dan masyarakat telah memimpin tanggapan terhadap gempa bumi dengan "keberanian, keterampilan, dan tekad."

"Banyak dari mereka sendiri kehilangan segalanya, namun tetap pergi untuk mendukung para penyintas," kata Fletcher.

Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia mengatakan pada hari Jumat bahwa junta Myanmar membatasi pasokan bantuan ke daerah-daerah yang dilanda gempa bumi, di mana masyarakatnya dinilai tidak mendukung militer.

Kantor PBB mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki 53 serangan yang dilaporkan oleh junta militer terhadap pemberontak, termasuk serangan udara, yang 16 di antaranya terjadi setelah gencatan senjata yang diumumkan di hari Rabu.

Baca juga:  PBB Sebut Junta Myanmar Batasi Bantuan di Area Gempa

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)