Menteri Haji dan Umrah Irfan Yusuf. Foto: Istimewa.
Jeddah: Kementerian Haji Republik Indonesia menegaskan komitmennya untuk menghadirkan pelayanan ibadah haji yang nyaman, aman, dan terjangkau bagi jemaah Indonesia. Komitmen tersebut disampaikan dalam pertemuan Menteri Haji dan Umrah Mochamad Irfan Yusuf (Gus Irfan) dengan dua syarikah terpilih pada September lalu yaitu, Rakeen dan Al-Bait Guest.
Kedua syarikah itu akan menjadi mitra utama dalam penyelenggaraan layanan bagi jemaah haji Indonesia di Arab Saudi pada musim haji mendatang. Gus Irfan menekankan kementerian ini merupakan wajah baru integritas yang menjunjung tinggi prinsip transparansi, akuntabilitas, dan profesionalisme.
"Tidak boleh ada permainan sedikit pun dalam proses pelaksanaan haji. Tidak ada perlakuan khusus kepada pimpinan, perwakilan, maupun pihak mana pun kecuali untuk jemaah Indonesia. Haji tahun ini kita mulai dengan proses yang bersih, transparan, dan akuntabel," tegas Gus Irfan, Rabu, 15 Oktober 2025.
Kementerian Haji juga menegaskan bahwa apabila ada pihak yang mengatasnamakan Pimpinan, ataupun kementerian untuk meminta imbalan atau fasilitas, maka hal tersebut tidak benar dan tidak dapat dibenarkan.
"Kami tidak membutuhkan perlakuan khusus. Kami akan berbaur bersama jemaah. Apabila Syarikah memperoleh keuntungan dari kerja sama ini, wujudkan lah dalam bentuk peningkatan pelayanan kepada jemaah," ujar Gus Irfan.
Kementerian Haji meminta dukungan kedua syarikah untuk memperjuangkan lokasi terbaik bagi jemaah Indonesia di Masyair. Selama dua tahun terakhir, jemaah Indonesia menempati zona 3 dan 4, dan kementerian menegaskan tidak ingin jemaah ditempatkan di zona 5.
"Kami akan dianggap gagal jika jemaah Indonesia masih ditempatkan di zona 5. Karena itu, perjuangkanlah agar jemaah kita mendapatkan tempat terbaik," ujar Gus Irfan.
Kementerian Haji dan Umrah. Istimewa.
Selain itu, disepakati kerja sama dengan kedua syarikah akan bersifat jangka panjang selama tiga tahun, dengan mekanisme evaluasi rutin setiap penyelenggaraan haji. Kementerian meminta agar Syarikah terus meningkatkan kualitas pelayanan, termasuk kapasitas akomodasi, tenda, serta fasilitas sanitasi.
"Kami mendorong kedua syarikah untuk bersaing secara sehat dan terbuka. Evaluasi akan dilakukan setiap tahun, dan apabila ditemukan pelayanan yang tidak sesuai standar, maka dapat diberikan sanksi hingga pemutusan kontrak," tegas Gus Irfan.
Gus Irfan juga mengingatkan adanya sejumlah catatan perbaikan dari penyelenggaraan sebelumnya, terutama terkait data jemaah dan beberapa markaz yang perlu ditingkatkan kualitasnya. Tahun 2026, Indonesia akan memberangkatkan 203.320 jemaah, dan seluruh pihak diharapkan dapat memberikan pelayanan terbaik tanpa terkecuali.
Guna memperkuat sinergi, Kementerian Haji mendorong agar komunikasi antara tim Syarikah dan tim Kementerian dilakukan secara intensif baik di Saudi maupun di Indonesia, khususnya dalam hal pendataan jemaah, pembagian bus, pengaturan hotel, konsumsi, diharapkan telah tuntas sebelum bulan Ramadan, dan juga kartu nusuk bisa dibagikan di Indonesia
Kementerian Haji juga mendukung Syarikah untuk mempekerjakan tenaga pendukung/musiman asal Indonesia, guna mempermudah komunikasi dan koordinasi di lapangan.
Melalui pertemuan ini, Kementerian Haji menegaskan tekadnya untuk mewujudkan penyelenggaraan ibadah haji yang bersih, profesional, dan berorientasi pada jemaah, sesuai dengan semangat reformasi pelayanan publik yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.