Trump Ancam Beri Tambahan Tarif 50% ke Tiongkok, Perang Dagang Makin Panas!

Presiden AS Donald Trump bersama Presiden Tiongkok Xi Jinping. Foto: dok Xinhuanet.

Trump Ancam Beri Tambahan Tarif 50% ke Tiongkok, Perang Dagang Makin Panas!

Husen Miftahudin • 8 April 2025 07:59

Jakarta: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mengobarkan konflik dagang dengan Tiongkok. Dia mengancam akan memberlakukan tarif impor tambahan sebesar 50 persen terhadap produk asal Tiongkok, sebuah langkah ekstrem yang diprediksi akan mengguncang perekonomian global lebih lanjut.
 
Ancaman ini disampaikan setelah Tiongkok mengumumkan tarif balasan sebesar 34 persen terhadap barang-barang asal AS. Dalam unggahannya di platform Truth Social, Trump menyatakan dengan tegas bahwa setiap bentuk balasan tarif akan disambut dengan tindakan yang jauh lebih keras dari AS.
 
"Jika Tiongkok tidak menarik kembali kenaikan tarif 34 persen, di atas praktik perdagangan mereka yang sudah lama merugikan Amerika sebelum besok, 8 April 2025, kami akan memberlakukan tarif tambahan 50 persen pada Tiongkok yang berlaku mulai 9 April," kata Trump, dikutip dari Investing.com, Selasa, 8 April 2025.
 
Langkah-langkah ini terjadi di tengah gejolak pasar saham global. Indeks S&P 500 di Wall Street jatuh lebih dari empat persen, dan secara keseluruhan turun lebih dari 20 persen dari rekor tertingginya di Desember, secara teknikal memasuki fase bear market, yakni penurunan tajam yang sering memicu aksi jual besar-besaran.
 

Baca juga: Trump Tetapkan Syarat Perbaikan Defisit Dagang dalam Kesepakatan dengan Tiongkok


(Presiden AS Donald Trump. Foto: Anadolu Agency)
 

Pasar saham dunia rugi USD9,5 triliun

 
Sejak Trump mengumumkan kebijakan 'Liberation Day' dan tarif barunya pada Rabu (2/4) lalu, pasar saham dunia tercatat mengalami kerugian hingga USD9,5 triliun, berdasarkan data Bloomberg.
 
Nasdaq dan sejumlah indeks utama di Asia, termasuk Hang Seng di Hong Kong dan CSI 300 di Shanghai, juga ambruk. Hang Seng bahkan mencatat penurunan lebih dari 13 persen, terburuk sejak krisis 1997.
 
Trump menyalahkan pemerintah Tiongkok karena mengabaikan peringatannya. "Kejatuhan pasar terjadi karena Tiongkok tidak menghargai peringatan saya untuk tidak melakukan tindakan balasan," dalih Trump.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)