Pembangunan Pabrik Baterai Senilai USD1,6 Miliar Terpaksa Disetop Gegara Tarif

Ilustrasi baterai mobil listrik. Foto: dok Honda.

Pembangunan Pabrik Baterai Senilai USD1,6 Miliar Terpaksa Disetop Gegara Tarif

Husen Miftahudin • 7 June 2025 15:05

New York: Sebuah perusahaan Jepang telah menghentikan pembangunan pabrik senilai USD1,6 miliar di Carolina Selatan untuk membantu pembuatan baterai bagi BMW listrik, dengan alasan ketidakpastian kebijakan dan pasar.

"Meskipun Automotive Energy Supply Corp (AESC) tidak merinci apa saja masalah tersebut, Gubernur Carolina Selatan yang berasal dari Partai Republik mengatakan perusahaan tersebut tengah menghadapi potensi hilangnya keringanan pajak federal bagi pembeli kendaraan listrik dan insentif bagi bisnis kendaraan listrik serta ketidakpastian tarif dari pemerintahan Presiden Donald Trump," ungkap laporan yang dikutip dari Xinhua, Sabtu, 7 Juni 2025.

"Apa yang kami lakukan adalah menghimbau agar berhati-hati, biarkan segala sesuatunya berjalan sebagaimana mestinya karena semua perubahan ini sedang terjadi," kata Gubernur Carolina Selatan Henry McMaster.
 

Baca juga: Presiden Prabowo akan Groundbreaking Ekosistem Baterai EV Pertama Bulan Ini


(Ilustrasi. Foto: dok Istimewa)
 

Berkomitmen akan melanjutkan pembangunan


AESC mengumumkan penangguhan pembangunan pabriknya di Florence pada Kamis. "Karena kebijakan dan ketidakpastian pasar, kami menghentikan sementara pembangunan di fasilitas kami di Carolina Selatan saat ini," ungkap manajemen AESC dalam pernyataan mereka.

AESC berjanji untuk memulai kembali pembangunan, meskipun tidak menyebutkan kapan, dan berjanji untuk memenuhi komitmennya untuk mempekerjakan 1.600 pekerja dan berinvestasi USD1,6 miliar. Perusahaan tersebut mengatakan telah menginvestasikan USD1 miliar di pabrik Florence.

Pembuat baterai yang berkantor pusat di Jepang ini juga memiliki fasilitas di Tiongkok, Inggris, Prancis, Spanyol, dan Jerman. Di Amerika Serikat, AESC memiliki pabrik di Tennessee dan sedang membangun satu pabrik di Kentucky.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)