Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di Pulau Gag. Foto: Dok Kementerian ESDM
Insi Nantika Jelita • 11 June 2025 14:41
Jakarta: Koordinator Nasional Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Melky Nahar menilai pemerintah Indonesia menunjukkan sikap standar ganda dalam pengelolaan tambang di wilayah pulau-pulau kecil. Di tengah pencabutan sebagian izin tambang di Raja Ampat, Papua Barat Daya, justru PT Gag Nikel tetap diberi izin untuk terus beroperasi di Pulau Gag.
Pemerintah, melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia berdalih keberlanjutan operasi PT Gag Nikel didasarkan pada pertimbangan legalitas, faktor historis, dan hasil verifikasi lapangan. Namun bagi Jatam, argumen tersebut tidak dapat dibenarkan.
“Pemerintah menerapkan standar ganda dan politik tebang pilih dalam urusan tambang di pulau kecil. Alasan yang dipakai untuk membenarkan operasi ini ngawur dan mengada-ada,” tegas Melky kepada Media Indonesia, Rabu, 11 Juni 2025.
Menurutnya, keberadaan tambang di Pulau Gag hanyalah satu babak dari rangkaian panjang praktik perampasan ruang hidup dan ekologi di pulau-pulau kecil Indonesia. Praktik serupa sebelumnya terjadi di Pulau Bangka dan Sangihe (Sulawesi Utara), Pulau Wawonii dan Kabaena (Sulawesi Tenggara), Pulau Bunyu (Kalimantan Utara), serta di Gebe, Gei, Pakal, dan Belemsi (Maluku Utara).
Padahal secara hukum, aktivitas pertambangan di pulau kecil telah dilarang secara tegas melalui Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 jo. UU No. 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (PWP3K). Sayangnya, pemerintah memilih untuk tidak menjadikan UU ini sebagai landasan dalam pemberian izin tambang.
“Mereka justru lebih memilih menggunakan UU Minerba, UU Cipta Kerja, dan aturan turunannya sebagai jalan pintas untuk melegalkal hal tersebut,” ujar Melky.
Melky juga menyinggung preseden hukum yang seharusnya menjadi rujukan tegas, salah satunya adalah kasus Pulau Bangka, Sulawesi Utara. Warga menggugat keberadaan PT Mikgro Metal Perdana (MMP) dan memenangkan gugatan di semua tingkat peradilan, mulai dari PTUN hingga Mahkamah Agung. Pertimbangan utamanya Pulau Bangka adalah pulau kecil yang dilarang untuk ditambang. Izin MMP pun akhirnya dicabut pada 31 Maret 2017 oleh Menteri ESDM saat itu, Ignasius Jonan.
“Namun ini Indonesia. Di negeri ini, undang-undang bisa tidak berlaku jika yang dihadapi adalah kekuasaan dan modal besar,” kritik Melky.
Baca juga:
Lolos dari 'Pembredelan' Pemerintah, Gag Nikel Bakal Perpanjang Izin Operasional |